JAKARTA, KOMPAS.com - Duka menyelimuti Maemanah (63), seorang ibu yang kehilangan putranya dalam insiden kebakaran di Gang Lontar, Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pada Sabtu (8/7/2023).
Suara Maemanah bergetar ketika kembali mengingat detik-detik putra semata wayangnya, Afriyanto (30), mengembuskan napas terakhir.
Maemanah mengaku, berpulangnya Afriyanto menjadi pukulan besar bagi dirinya.
"Saya sangat terpukul. Saya enggak bisa tidur. Saya cuma hidup berdua doang (dengan Afriyanto), ya pokoknya enggak bisa bayanginnya," ungkap Maemanah saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Kisah Afriyanto, Tewas karena Sesak Napas Saat Bantu Padamkan Kebakaran di Tambora...
Di mata Maemanah, anaknya itu merupakan sosok yang rajin bekerja. Afriyanto beberapa kali berganti profesi, mulai dari berjualan sayur hingga mengojek.
"Ya namanya anak kadang-kadang ada ngeselinnya. Tetapi pas kehilangan begini, tetap yang kebayang kebaikannya saja," kata dia.
Ia menyampaikan, anaknya itu meninggal dunia karena sesak napas usai terlalu banyak menghirup gas karbon dioksida dari asap kebakaran.
Sebelum berpulang, Afriyanto sempat berjibaku dengan warga lain untuk memadamkan si jago merah.
"Menurut teman-temannya sempat jatuh, tetapi dia bangun lagi. Terus dia sempat ngoceh-ngoceh karena pemadam terlambat datangnya," papar Maemanah.
Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Maemanah Ceritakan Saat Sang Anak Tewas dalam Kebakaran di Tambora
Ketika insiden terjadi, lanjut dia, korban bergegas memadamkan api yang berkobar di area belakang rumahnya.
Maemanah sendiri tak menyangka bahwa si jago merah juga melalap rumah lantai dua yang dihuninya selama puluhan tahun.
Air mata Maemanah seketika berlinang ketika ia menceritakan kondisi sang putra saat peristiwa nahas itu terjadi.
"Ini (korban) menolong yang di belakang. Ibu sudah (ngungsi) di sekolahan kan singgahnya. Dalam hati saya kok enggak enak banget perasaan, namanya anak kan," tutur dia.
Baca juga: Rumahnya Hangus Terbakar, Warga Tambora: Minta Bantuan Material Saja
Kala itu Maemunah mendengar sang putra pingsan di lokasi kejadian sekitar pukul 22.00 WIB.
Korban kemudian dibawa ke posko pengungsian di Kompleks SDN Duri Utara 1-6. Afriyanto juga sempat memuntahkan cairan berwarna hitam.