Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Semata Wayangnya Tewas dalam Kebakaran di Tambora, Maemanah: Saya Sangat Terpukul...

Kompas.com - 10/07/2023, 19:59 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duka menyelimuti Maemanah (63), seorang ibu yang kehilangan putranya dalam insiden kebakaran di Gang Lontar, Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pada Sabtu (8/7/2023).

Suara Maemanah bergetar ketika kembali mengingat detik-detik putra semata wayangnya, Afriyanto (30), mengembuskan napas terakhir.

Maemanah mengaku, berpulangnya Afriyanto menjadi pukulan besar bagi dirinya.

"Saya sangat terpukul. Saya enggak bisa tidur. Saya cuma hidup berdua doang (dengan Afriyanto), ya pokoknya enggak bisa bayanginnya," ungkap Maemanah saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Kisah Afriyanto, Tewas karena Sesak Napas Saat Bantu Padamkan Kebakaran di Tambora...

Di mata Maemanah, anaknya itu merupakan sosok yang rajin bekerja. Afriyanto beberapa kali berganti profesi, mulai dari berjualan sayur hingga mengojek.

"Ya namanya anak kadang-kadang ada ngeselinnya. Tetapi pas kehilangan begini, tetap yang kebayang kebaikannya saja," kata dia.

Ia menyampaikan, anaknya itu meninggal dunia karena sesak napas usai terlalu banyak menghirup gas karbon dioksida dari asap kebakaran.

Sebelum berpulang, Afriyanto sempat berjibaku dengan warga lain untuk memadamkan si jago merah.

"Menurut teman-temannya sempat jatuh, tetapi dia bangun lagi. Terus dia sempat ngoceh-ngoceh karena pemadam terlambat datangnya," papar Maemanah.

Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Maemanah Ceritakan Saat Sang Anak Tewas dalam Kebakaran di Tambora

Ketika insiden terjadi, lanjut dia, korban bergegas memadamkan api yang berkobar di area belakang rumahnya.

Maemanah sendiri tak menyangka bahwa si jago merah juga melalap rumah lantai dua yang dihuninya selama puluhan tahun.

Air mata Maemanah seketika berlinang ketika ia menceritakan kondisi sang putra saat peristiwa nahas itu terjadi.

"Ini (korban) menolong yang di belakang. Ibu sudah (ngungsi) di sekolahan kan singgahnya. Dalam hati saya kok enggak enak banget perasaan, namanya anak kan," tutur dia.

Baca juga: Rumahnya Hangus Terbakar, Warga Tambora: Minta Bantuan Material Saja

Kala itu Maemunah mendengar sang putra pingsan di lokasi kejadian sekitar pukul 22.00 WIB.

Korban kemudian dibawa ke posko pengungsian di Kompleks SDN Duri Utara 1-6. Afriyanto juga sempat memuntahkan cairan berwarna hitam.

"Belakang tubuhnya pada luka karena kena reruntuhan itu. Dia langsung (mengatakan), 'Mama sudah enggak usah ke mana-mana di sekolahan aja. Afri enggak apa-apa di sini'," ucap Maemanah menirukan perkataan Afriyanto.

Setelah itu, tak ada lagi komunikasi antara Maemanah dengan Afriyanto. Terakhir, Maemanah hanya mengetahui bahwa anaknya meminta tetangga untuk menjaga dirinya.

"Memang dia bilang, 'Mama gue mana, mama gue tolongin, tolongin mama gue ya', dia sempat ingat ke saya," sebut Maemanah.

Kini, percakapan terakhir itu menjadi ingatan terakhir Maemanah bersama sang anak. Jenazah Afriyanto pun telah disemayamkan di TPU Tegalluar.

Baca juga: Curhat Korban Kebakaran Tambora, Surat Rumah dan Harta Benda Hangus Tak Bersisa

Sebelumnya, Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama mengatakan kebakaran menyebabkan satu orang tewas, yakni Afriyanto.

Afriyanto disebut menghembuskan napas terakhirnya saat dibawa ke puskesmas.

"Korban saat itu mengalami sesak napas (saat kebakaran terjadi). Dia lantas dilarikan ke Puskesmas Tambora untuk mendapat pertolongan, tetapi nyawanya sudah tak tertolong dalam perjalanan," kata Putra saat dikonfirmasi, Minggu (9/7/2023).

Selain korban tewas, ada dua korban yang mengalami luka-luka. Salah satunya Adit (24), petugas PPSU Kelurahan Pasar Baru yang mengalami luka bakar di bagian telapak kaki.

Korban berikutnya yakni Ketua RT 002 bernama Abi Sudrajat. Abi menderita luka sobek akibat pecahan kaca.

Baca juga: Api Luluh Lantakkan Rumahnya, Korban Kebakaran Tambora: Panik, Ada Orangtua di Dalam

Adapun kebakaran terjadi di Jalan Duri Utara, Gang Lontar, RW 05 dan RW 07 sekitar pukul 18.00 WIB. Kebakaran ini diduga akibat korsleting.

Putra menyebutkan, dari data sementara, kebakaran setidaknya menghanguskan 94 rumah, 152 KK terdampak dengan total 537 jiwa.

"Hampir empat jam proses pemadaman oleh 26 unit mobil pemadam kebakaran dan 150 personel damkar," jelas Putra.

Sejauh ini, warga yang terdampak mengungsi di posko Kompleks SDN Duri Utara 1-6.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com