JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menyatakan kasus kekerasan terhadap jurnalis terus berulang menjelang tahun politik 2024.
Baru-baru ini, penyerangan dan penghalangan kerja wartawan terjadi saat sedang meliput acara Generasi Muda Partai Golkar.
Penyerangan tersebut dilakukan sekelompok orang tak dikenal yang mengatasnamakan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Pulau Dua Resto, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).
Baca juga: Kronologi Keributan di Acara Generasi Muda Partai Golkar, Mulanya Wartawan Diintimidasi lalu Dipukul
Untuk itu, AJI Jakarta mendesak seluruh pihak untuk menghormati dan mendukung iklim kemerdekaan pers, tanpa ada intimidasi dan penghalangan kerja jurnalis di lapangan.
"AJI Jakarta juga meminta kepada seluruh pihak untuk menghormati kegiatan jurnalistik sebagai bagian dari upaya penegakan kebebasan pers di Indonesia," ucap Ketua Divisi Advokasi dan Ketenagakerjaan AJI Jakarta Irsyan Hasyim kepada Kompas.com, Rabu (26/7/2023).
Sehingga, keberatan atas sebuah karya jurnalistik bisa dilakukan dengan mengirimkan hak jawab. Peraturan tentang hak jawab i dimuat Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 dalam pasal 1, pasal 5, pasal 11, dan pasal 15.
Di sisi lain, AJi Jakarta mengimbau kepada para pimpinan media massa untuk ikut bertanggung jawab menjaga dan mengutamakan keselamatan jurnalisnya.
"AJI Jakarta mengimbau kepada para pemimpin media untuk bertanggung jawab atas keselamatan jurnalis saat bertugas di lapangan," ucap Irsyan.
Baca juga: Wartawan TV Lapor Polisi karena Dipukul dan Lensa Kamera Rusak di Acara Generasi Muda Partai Golkar
Menurut Irsyan, perusahaan media massa perlu memberikan pembekalan pengetahuan safety journalist dan penanganan trauma yang terjadi selama peliputan menjelang tahun politik atau pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Juru kamera Kompas TV, Janivan Prapta, diduga mengalami pemukulan oleh salah satu oknum yang membuat keributan di acara tersebut.
Ia bercerita, pada saat diskusi Generasi Muda Partai Golkar akan berlangsung, tiba-tiba datang kelompok yang diduga akan menggeruduk acara.
Baca juga: AJI Jakarta Kecam Penganiayaan Wartawan yang Sedang Meliput Pengeroyokan Anak di Bawah Umur di Ancol
Mereka mengancam para wartawan agar segera mematikan kamera dan acara diskusi ini segera dibubarkan. Namun, panitia meminta wartawan agar tetap meliput meski kelompok tersebut masuk ke resto untuk menggeruduk.
"Sampai pihak panitia bilang, 'Nanti diliput ya kalau mereka datang geruduk'. OK saya liput," ucap Janivan di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya, Rabu.
Tak lama, salah satu oknum dari massa tersebut menghampiri dan langsung memukul kamera serta dagu Janivan saat sedang merekam keributan.
Usai pemukulan itu, massa terus bertambah. Akhirnya janivan dan wartawan lainnya diamankan ke dalam resto. "Setelah itu saya masuk ke dalam karena mereka banyak," kata dia.
Baca juga: Diskusi Generasi Muda Partai Golkar Ricuh, Wartawan Dipukul dan HP-nya Dilempar
Selain Janivan, ada satu wartawan lain yang jadi korban. Menurut dia, ponsel wartawan tersebut diambil dan dibuang sembarang.
Janivan tidak mengalami luka di tubuhnya akibat dipukul, tetapi frame lensa kameranya rusak.
(Penulis : Rizky Syahrial | Editor : Irfan Maullana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.