Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Belajar Dibagi 2 karena SMPN 12 Tangsel Kelebihan Murid, Orangtua: Daripada Duduk di Lantai...

Kompas.com - 07/08/2023, 15:51 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Jam belajar siswa kelas 7 di SMP Negeri 12 Tangerang Selatan dibagi dua karena setiap ruang kelas kelebihan kapasitas. Akibatnya, ada siswa yang baru masuk sekolah pada siang hari.

Menanggapi kebijakan itu, Yanti, orangtua siswa kelas 7 di SMPN tersebut, hanya bisa pasrah karena anaknya kebagian masuk siang hari.

"Sebenarnya sih keberatan, cuma daripada anak saya duduk di lantai, ya sudahlah, masuk siang enggak apa-apa," kata Yanti kepada Kompas.com, Senin (7/8/2023).

Baca juga: Ruang Kelas SMPN 12 Tangsel Lebihi Kapasitas, 72 Siswa Belajar Sambil Lesehan

Meski demikian, Yanti menilai, pihak sekolah harus mencari jalan keluar yang lain agar kapasitas ruang kelas dan jumlah murid menjadi ideal.

Sebab, berdasarkan Pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017, satu kelas untuk jenjang SMP dianjurkan diisi 32 murid.

"Kalau saya penginnya ya kalau bisa satu kelas jangan sampai segitu. Ya, idealnya 40 orang. Kalau memang 35 enggak bisa, ya 40 orang bisa," harap Yanti.

Adapun ruang kelas 7 di SMP Negeri 12 Tangerang Selatan kelebihan kapasitas karena pihak sekolah terlalu banyak menerima siswa baru pada tahun ajaran 2023-2024. Buntutnya, setiap kelas diisi oleh 50 siswa lebih.

 Baca juga: Imbas Kelebihan Murid sampai Harus Belajar Lesehan, Jam Belajar di SMPN 12 Tangsel Kini Dibagi Dua

Yanti mengatakan, anaknya terpaksa duduk di lantai karena ruang kelas kelebihan kapasitas. Hal itu berlangsung selama kurang lebih dua minggu, setelah masa perkenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Yanti mendapati anaknya duduk di lantai ketika pihak sekolah membuat grup percakapan di WhatsApp berisi wali murid dengan total 68 orang.

"Saya chat pribadi, nanya sama wali kelasnya, 'Maaf, Bu, ini kok grup sampai 68 ya? Memang muridnya segitu?', Terus wali kelasnya jawab, 'Bukan 68, Bu, tapi 72'," cerita Yanti.

Ia lalu kembali bertanya apakah jumlah tersebut hanya bersifat sementara atau tidak.

"Terus saya tanya lagi, 'Memang muat, Bu, kelas diisi anak-anak sebanyak itu?'. Guru lalu jawab, 'Jadi, meja sama kursi dipinggir-pinggirin, Bu. Jadi anak-anak duduk di bawah'," tutur Yanti.

Hingga kini, orangtua siswa belum mengetahui alasan pihak sekolah menerima siswa terlalu banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com