Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Murid Baru SMPN 12 Tangsel Belajar Lesehan, Kadisdik: Itu Saat MPLS

Kompas.com - 07/08/2023, 18:22 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Tangerang Selatan Deden Deni menepis informasi tentang puluhan siswa SMP Negeri 12 Tangerang Selatan belajar dengan lesehan.

Deden mengatakan, murid-murid itu lesehan bukan saat kegiatan belajar-mengajar, melainkan saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

"Oh enggak, kalau lesehan itu pas lagi MPLS itu. Jadi, kemarin lesehan dalam masa pengenalan lingkungan sekolah," kata Deden saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/8/2023).

Baca juga: Jam Belajar Dibagi 2 karena SMPN 12 Tangsel Kelebihan Murid, Orangtua: Daripada Duduk di Lantai...

Deden beralasan, murid-murid baru itu sengaja dikumpulkan di satu ruang kelas agar bisa mengenal teman-temannya.

Hal itu dilakukan untuk menciptakan keakraban antarsiswa baru.

"Kalau sekarang sih, enggak ya (tidak lagi lesehan)," ungkap Deden.

Baca juga: Terima Terlalu Banyak Murid Baru, SMPN 12 Tangsel: Tanya ke Disdik, Kenapa Bisa Overload

Adapun informasi yang disampaikan Deden berbeda dengan pernyataan Humas SMPN 12 Tangerang Selatan Imas Mahdalena.

Imas mengakui, siswa kelas 7 di sekolah tersebut sempat belajar dengan lesehan.

"Duduk di bawah itu (lesehan) di dua minggu kemarin," kata Imas saat ditemui di tempatnya mengajar.

Meski demikian, proses belajar mengajar dengan lesehan kini tak lagi dilakukan. Pihak sekolah akhirnya membagi jam belajar menjadi dua sesi, yakni sesi pagi-siang dan siang-sore.

Baca juga: Imbas Kelebihan Murid sampai Harus Belajar Lesehan, Jam Belajar di SMPN 12 Tangsel Kini Dibagi Dua

Hal tersebut dilakukan agar para murid bisa belajar dengan kondusif, meski kenyataannya masih belum layak karena satu ruangan kelas 7 masih diisi hampir 50 orang siswa.

"Baru hari ini dimulai. Karena minggu-minggu kemarin itu, kami masih cari solusi, win-win solution-nya, bisa enggak masuk pagi semua, tapi ternyata enggak bisa, ya sudah (dibagi menjadi dua)," ucap Imas.

Informasi serupa juga disampaikan oleh salah satu orangtua murid, yaitu Yanti. Dia menuturkan, anaknya sempat belajar dengan lesehan.

Mulanya, Yanti diundang pihak sekolah dalam grup percakapan di WhatsApp. Grup percakapan itu berisi wali kelas dan orangtua murid dengan total anggota 68 orang.

"Saya chat pribadi, nanya sama wali kelasnya, 'Maaf, Bu, ini kok grup sampai 68 ya? Memang muridnya segitu?'. Terus wali kelasnya jawab, 'Bukan 68, Bu, tapi 72'," kata Yanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com