JAKARTA, KOMPAS.com - Kemelut polusi udara masih terus menghantui warga DKI Jakarta. Tingginya aktivitas di Ibu Kota mau tak mau membuat sebagian besar masyarakat terpapar udara tak sehat hampir setiap hari.
Angka kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat seiring tingginya polusi udara Jakarta. Tak hanya pada orang dewasa, infeksi pernapasan ini turut diderita anak-anak.
Gejalanya hampir mirip pada setiap kasusnya, yakni batuk-batuk, flu, dan demam. Tak jarang, gejala tersebut bisa bertahan lama dalam tubuh seseorang.
Baca juga: Pemprov DKI Diminta Serius Tangani Polusi Udara, Jangan Cuma Saat KTT ASEAN
Cucu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Adilla Fitri Wibawanto, turut merasakan akibat dari buruknya kualitas udara Ibu Kota.
"Buruknya kualitas udara satu pekan terakhir ini di wilayah Jabodetabek telah berdampak pada kesehatan masyarakat," tulis Pras melalui unggahan di Instagram-nya @prasetyoedimarsudi, Kamis (17/8/2023).
"Termasuk ke cucu pertama saya yang kemarin malam (15/8/2023) terpaksa harus dirawat di rumah sakit," kata Pras melanjutkan.
Penderitaan yang nyaris sama juga dirasakan Sarah (27), warga Depok, Jawa Barat. Ia mengeluhkan kualitas udara di Jabodetabek yang memburuk membuat anaknya jatuh sakit.
Anak Sarah yang baru berusia 15 bulan itu juga menderita ISPA selama sebulan terakhir. Sang ibu pun ikut kebingungan karena sang buah hati kerap menolak saat diberi makan.
"Kayaknya tenggorokannya sesakit itu. Sampai nasi satu butir saja ogah dia makan," ujar Sarah kepada Kompas.com, Rabu (16/8/2023).
Sarah menyadari, kasus ISPA belakangan ini sedang naik . Hal ini ia ketahui saat mengantar anaknya ke rumah sakit yang sudah beberapa hari menderita batuk, pilek, dan demam tinggi.
"Katanya (dokter), 'sekarang sakit bayi dan anak-anak rata-rata ISPA'. Memang sih, pas saya ke rumah sakit, itu antre banget, saking banyaknya bocah yang sakit," ujar Sarah.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tidak Sehat, Terburuk Keenam di Dunia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga mengalami batuk-batuk selama beberapa waktu terakhir akibat buruknya polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Presiden sendiri sudah batuk, katanya sudah hampir empat minggu. Beliau belum pernah merasakan seperti ini," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Senin (14/8/2023).
"Kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," imbuh dia.
Sementara itu, driver ojek online (ojol) bernama Budihardjo (62) mengaku sempat jatuh sakit akibat buruknya udara. Bahkan, dia diminta istirahat total karena gangguan pernapasan yang dideritanya.
"Ya begitu, (kata dokter) katanya udaranya lagi kurang baik. Iya. 'Jadi, bapak harus bisa jaga diri, banyak minum vitamin'," ungkap Budihardjo di Rawa Badak Selasa, Koja, Jakarta Utara, Senin (14/8/2023).
Arizal (41), seorang pengemudi ojek online asal Jakarta Timur, mengatakan bahwa polusi udara yang terjadi kerap membuat matanya perih saat mengendarai motor.
"Cuaca semakin panas. Pas lagi di jalan, selain panas, asapnya terlalu berkabut," kata Rizal saat ditemui Kompas.com di Jalan Dogon Raya, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Senin (14/8/2023).