Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Kualitas Udara Jakarta Terburuk Keenam di Dunia pada Senin Pagi | Kualitas Udara Jakarta Tetap Buruk Meski Setengah ASN DKI WFH

Kompas.com - 22/08/2023, 05:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah berita di kanal Megapolitan menarik perhatian pembaca Kompas.com sepanjang Senin (21/8/2023), salah satunya tentang kualitas udara Jakarta terburuk keenam di dunia.

Kemudian, artikel mengenai kualitas udara Jakarta tetap buruk meski setengah ASN Pemprov DKI kerja dari rumah juga ramai dibaca.

Sementara itu, berita mengenai Pemprov DKI diminta serius tangani polusi udara turut menarik perhatian dan banyak dibaca.

Baca juga: Polisi Amankan 10 Orang Tersangka Kasus Senpi Ilegal, Salah Satunya Residivis

Ketiga berita di atas masuk ke dalam deretan berita populer Jabodetabek, berikut paparannya:

1. Kualitas udara Jakarta pada Senin pagi tidak sehat, terburuk keenam di dunia

Kualitas udara di DKI Jakarta pada Senin (21/8/2023) pagi terburuk nomor enam di dunia.

Dikutip dari laman IQAir pukul 05.00 WIB, US air quality index (AQI US) atau indeks kualitas udara di DKI Jakarta tercatat di angka 158.

Berdasarkan tingkat polusi, DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat pada Senin pagi.

Baca juga: ASN DKI Kerja dari Rumah, Karyawan Swasta: Kita Ya Kepingin, Polusi Jakarta Parah

Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini, yakni PM 2.5. Konsentrasi polutan tersebut 14 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO). Baca selengkapnya di sini.

2. Setengah ASN Pemprov DKI kerja dari rumah, kualitas udara Jakarta tetap buruk

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai menerapkan kebijakan work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) pada Senin (21/8/2023).

Penerapan WFH berlaku untuk 50 persen ASN Pemprov DKI mulai Senin (21/8/2023) hingga Sabtu (21/10/2023).

Pada hari pertama penerapannya, kualitas udara Jakarta terpantau masih buruk.

Baca juga: Saat Pejabat DKI Diwajibkan Pakai Kendaraan Listrik untuk Atasi Polusi Udara, tapi Disebut Tak Selesaikan Masalah

Dikutip dari laman IQAir pukul 13.00 WIB, indeks kualitas udara di DKI Jakarta tercatat di angka 150. Baca selengkapnya di sini.

3. Pemprov DKI diminta serius tangani polusi udara, jangan cuma saat KTT ASEAN

Sekretaris Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menangani masalah polusi udara dengan serius.

Rio mengingatkan, penanganan polusi udara di Ibu Kota jangan hanya saat momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 5-7 September 2023.

Baca juga: Saat Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI yang WFH Diawasi Secara Ketat..

"Upaya mengurangi polusi udara di Jakarta tidak hanya berhenti pada momentum KTT ASEAN," ujar Rio dalam keterangannya, Senin (21/8/2023). Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com