Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pekerja Swasta di Jakarta Juga Ingin WFH seperti ASN DKI, tapi...

Kompas.com - 22/08/2023, 09:28 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah menerapkan kebijakan work from home (WFH) kepada aparatur sipil negara (ASN) guna mengurangi polusi udara dan kemacetan di Ibu Kota.

Penerapan WFH berlaku untuk 50 persen ASN Pemprov DKI mulai Senin (21/8/2023) sampai Sabtu (21/10/2023).

Berkaitan dengan kebijakan tersebut, sejumlah karyawan swasta di Jakarta juga menginginkan hal serupa.

Baca juga: ASN DKI Kerja dari Rumah, Karyawan Swasta: Kita Ya Kepingin, Polusi Jakarta Parah

Mereka mengaku ingin bekerja dari rumah agar tidak terkena masalah kesehatan akibat polusi udara di Jakarta yang terus mengkhawatirkan.

Alami masalah kesehatan

Kristo (26), pekerja kantoran yang berangkat dari Tangerang menuju Jakarta Selatan ini, mengaku harus menaiki KRL selama 1,5 jam di tengah jeleknya udara Jakarta.

"1,5 jam commuting dengan paparan polusi itu tentu enggak baik ya buat kesehatan dan produktivitas. Jadi ya kalau bisa hybrid ya hybrid. Paling enggak WFH-nya seminggu tiga kali ha-ha," kata dia kepada Kompas.com di Stasiun Manggarai, Senin (21/8/2023).

Bahkan, sejak bekerja di Jakarta dua tahun terakhir, Kristo yang dulunya seorang perokok aktif mengaku sudah tak lagi berani merokok.

Hal itu dikarenakan sinusnya kambuh gara-gara paparan debu jalanan Ibu Kota.

Baca juga: Hari Pertama ASN DKI WFH Tak Beri Perbedaan, Jakarta Tetap Macet dan Berpolusi

"Pas kuliah aku ngerokok, sekarang aku udah enggak ngerokok lagi. Terima kasih polusi Jakarta, kini aku sinusitis kronis," ujarnya.

Sementara itu, Martha (25), seorang pekerja swasta di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, juga begitu menginginkan WFH.

Namun, sampai saat ini kantor tempatnya bekerja belum ada memberikan edaran soal pemberlakuan sistem kerja WFH seperti ASN.

"Ya kepingin banget lah (WFH). Sama, lagian kerjaanku tuh online gitu loh, kayak aku kerja dari mana aja bisa," ujar Martha.

Martha mengaku bahwa buruknya kualitas udara juga berpengaruh pada tenggorokan dan kulit wajahnya.

Akhir-akhir ini kata dia, wajahnya lebih sering breakout sehingga harus telaten melakukan perawatan dengan skincare.

Baca juga: Kerja ASN yang WFH Tetap Diawasi, BKD DKI: Jangankan Mudik, Sambil Masak Saja Tak Boleh

"Dampaknya paling lebih sering breakout aja, jadi skincare kudu kenceng buat mencegah. Terus rambut sih aku, kayak tiap hari harus keramas karena sekali keluar langsung bau terus lepek," keluh dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com