Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi, Luhut, hingga Heru Budi Harus Belajar "Perang" Pencemaran Udara dari China

Kompas.com - 31/08/2023, 07:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah ekstrem yang dilakukan pemerintah China patut jadi pembelajaran penting bagi Indonesia dalam konteks pengendalian pencemaran udara mereka.

Setelah bertahun-tahun didera kritik internasional dan protes dari warga terkait buruknya kualitas udara di Beijing dan sekitar, China sudah bisa pamer perbaikan kualitas udaranya pada 2018.

Keberhasilan China ini diakui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat terbatas (ratas) yang digelar Presiden Joko Widodo soal masalah polusi udara beberapa waktu lalu.

Baca juga: Usul ke Jokowi agar Tiru China Turunkan Tingkat Polusi, Menkes: Itu Best in The World

Bukan tanpa sebab, Budi melihat negara-negara pada dasarnya butuh waktu selama 25 tahun untuk menurunkan tingkat polusi udara, tetapi China disebutnya hanya perlu waktu 6-7 tahun.

"Ini detail yang sudah dilakukan di China. Ini sudah kami kirim juga ke Kantor Presiden agar kita bisa tiru sajalah," kata Budi dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR, Rabu (30/8/2023).

Pemerintah sudah menyimpulkan bahwa mayoritas atau 44 persen polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) disebabkan oleh kendaraan bermotor.

Lalu, 34 persen dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan sisanya dari rumah tangga seperti pembakaran.

Baca juga: Tren Polusi Udara Jabodetabek 2 Tahun Terakhir Lampaui Batas Aman WHO

Jokowi pun menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin operasi penanganan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.

Belajar "perang" dari China

Adapun Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga sudah putar otak mengatasi polusi udara yang memburuk sepanjang tahun ini.

Sejauh ini, baru solusi jangka pendek yang mulai dieksekusi Heru. Sebut saja aturan aparatur sipil negara (ASN) untuk bekerja dari rumah, penyemprotan jalan, hingga modifikasi cuaca.

Langkah ini tentu berbeda dengan China. Diberitakan Harian Kompas, 18 Februari 2018, negeri tirai bambu ini langsung mendeklarasikan "perang" terhadap pencemaran udara pada 2013 setelah dihujani kritik dari berbagai kalangan.

Baca juga: Kasus ISPA Meningkat Seiring dengan Polusi Udara, Menkes: Jadi Tugas Berat untuk Pak Heru

Didorong juga iktikad mempersiapkan diri menjadi tuan rumah yang baik bagi tetamu atlet internasional dalam Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, China membuat terobosan-terobosan besar.

China meningkatkan standar batasan emisi ambien dan sumber polusi, menerapkan kontrol dan pendataan emisi yang kuat, serta berani mengambil langkah menutup ratusan industri nakal yang mencemari atmosfer setempat.

Langkah agresif China lainnya, pemerintahnya juga gencar mengurangi konsumsi bahan bakar batubara yang menjadi sumber pencemar.

Sektor industri yang memainkan peran sebagai pengemisi pun dikontrol ketat dengan memasang lebih dari 10.000 alat pemantau emisi (continues emission monitoring system/CEMS).

Baca juga: Heru Budi Bentuk Satgas Penanganan Polusi Udara, Ini Tugasnya

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com