JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek semakin memudahkan perjalanan masyarakat di daerah penyangga menuju ke Jakarta maupun sebaliknya.
Namun, beberapa masyarakat yang tinggal di daerah penyangga mengeluh soal angkutan umum menuju Stasiun LRT.
Mereka berpandangan bahwa layanan angkutan publik untuk menuju stasiun LRT dekat dengan mereka tinggal masih belum memadai.
Risna (30), seorang karyawan swasta asal Cikeas, Jawa Barat mengatakan, angkutan umum untuk menuju stasiun LRT Harjamukti belum mudah didapatkan.
Risna mengaku belum menemukan transportasi pengumpan yang menghubungkan langsung beberapa titik lokasi di dekat rumahnya menuju Stasiun LRT Harjamukti.
Walaupun ada angkot, letak stasiun Harjamukti yang menurutnya agak "canggung" membuat angkot tidak bisa mengantarkan penumpang sampai di depan stasiun.
"Jadi stasiun itu menjorok masuk ke area tol. Enggak di pinggir jalan banget. Mungkin 500 meter dari jalan raya. Nah kalau mau naik angkot, mesti jalan kaki agak jauh, kayaknya di bawah satu kilometer, tapi tetap jauh," ucap Risna kepada Kompas.com, Rabu (30/8/2023).
Risna menambahkan, akses untuk naik turun angkot juga terasa repot lantaran Stasiun LRT Harjamukti berada di persimpangan di antara tiga jalan. Hal itu membuat angkot yang hendak berhenti pun harus sangat hati-hati.
Padahal Risna menilai, kehadiran LRT bisa sangat membantu para warga Cikeas-Cibubur yang ingin ke Jakarta.
"Sebenarnya LRT ini buat warga Cibubur-Cikeas jadi alternatif ke pusat Jakarta yang lebih cepat. Soalnya mangkas waktu di tol yang emang relatif lama," ucap dia.
Baca juga: LRT Alami Sejumlah Gangguan, Jokowi: Kita Evaluasi, Jangan Bully Produk Sendiri
Namun, ia menyayangkan hingga saat ini belum ada transportasi pengumpan dari wilayah penyangga lain. Termasuk Cileungsi dan Gunungputri.
"Terus enggak ada feeder dari wilayah penyangga kayak Cileungsi dan Gunungputri. Malah katanya yang ada dari kota Bogor dan Bubulak, itu kocak banget. Ini warga Cileungsi, Jonggol, Gunungputri, yang jelas-jelas target LRT malah enggak diwadahi," tutur Risna.
Sementara itu, Vemi Rahayu (27), karyawan swasta asal Cibubur, berharap hadirnya LRT di Cibubur juga disertai dengan kemudahan akses transportasi umum atau feeder menuju Stasiun LRT Harjamukti.
Saat ini, untuk menuju stasiun dari rumahnya, Vemi masih harus menggunakan sepeda motor dan memarkirkan kendaraannya di kantong parkir yang berjarak sekitar 500 meter dari pintu masuk Stasiun LRT Harjamukti.
Sedangkan, jika naik ojek online (ojol) dari rumah menuju stasiun LRT Harjamukti, ia harus menghabiskan ongkos sebesar Rp 13.500-15.000.