Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Kantoran Bingung Jam Buka-Tutup Jalan Saat Rekayasa Lalin KTT ASEAN: Tidak Jelas

Kompas.com - 04/09/2023, 16:30 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurangnya informasi soal jam buka-tutup jalan saat rekayasa lalu lintas jelang KTT ASEAN Ke-43 dikeluhkan para karyawan swasta yang tetap harus ngantor lantaran perusahaannya tidak menerapkan sistem work from home (WFH).

Salah satunya adalah Andy (28).

Pekerja kantoran asal Depok ini mengaku bingung karena saat berangkat kerja pagi tadi (4/9/2023), tidak ada kejelasan soal jalan alternatif yang harus dilalui.

Padahal, jalanan utama yang ditutup itu menimbulkan kemacetan cukup panjang.

Baca juga: Curhat Pasutri Batal ke Kantor Imbas Rekayasa Lalu Lintas KTT ASEAN

Malam sebelumnya, kata Andy dia sudah mempersiapkan diri dengan mencari informasi soal rekayasa lalu lintas ini.

Ia mengecek akun Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya (TMC), untuk mengecek jalan mana saya yang terkena rekayasa lalu lintas.

Namun, dalam postingan itu, tidak disertakan jadwal buka-tutup jalan, serta alternatif akses lainnya.

"Enggak jelas. TMC itu cuma infoin ruas jalan yang ditutup saja, tapi enggak infoin dialihkan ke mananya," celetuk dia kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).

Baca juga: Presiden Jokowi Terima Bos Bank Dunia, IMF, dan World Economic Forum di Istana Jelang KTT ASEAN

Imbasnya, Andy yang berangkat kerja dengan suaminya pagi tadi pun terjebak macet parah di kawasan Fatmawati, akibat penutupan jalan menuju bundaran senayan, Jakarta Selatan.

"Rekayasa lalu lintasnya kayak belum siap deh. Enggak ada pemberitahuan jam pasti. Di info dari media sosial pun hanya menyampaikan penutupan jalan menyesuaikan jadwal keberangkatan delegasi dari hotel menuju GBK kan," tutur dia.

Ditambah lagi, peta digital yang mereka gunakan belum update soal rute-rute alternatif.

Peta digital malah menunjukkan jalan yang seharusnya ditutup.

"Gmaps itu tadi pagi sih pengalaman aku sama suami masih ngarahin lewat jalan biasanya. Padahal info dari TMC Polda Metro Jaya jalanan yang diarahkan Gmaps ditutup," tutur dia.

Oleh karena itu, Andy berharap selama gelaran KTT ASEAN besok, 5-7 September 2023, informasi rekayasa arus lalu lintas beserta opsi jalan alternatif bisa lebih gamblang disampaikan oleh aparat yang bertugas.

"Terus harapannya ada kejelasan waktulah. Jadi bisa kita sesuaikan juga harus berangkat lebih pagi atau gimana. Semoga jalan alternatifnya besok sih enggak macet ya, jadi bisa kerja normal lagi," tandas dia.

Baca juga: Jadwal dan Rute Alternatif 29 Jalan di Jakarta Saat KTT ASEAN 2-7 September 2023

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com