Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Juru Parkir Menyadari Keberadaannya Dibenci Masyarakat...

Kompas.com - 20/09/2023, 08:56 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dari ribuan pekerjaan yang bisa dilakukan seseorang, mungkin profesi juru parkir atau jukir adalah salah satu pekerjaan yang dibenci masyarakat.

Setidaknya hal itu yang dirasakan oleh seorang warga yakni Aldo Simanjuntak (26). Aldo menilai, jukir lebih banyak menganggu ketimbang membantu.

Salah satu hal yang menganggu adalah ketika ia sudah membayar namun tidak tahu ke mana uangnya akan pergi.

"Kita enggak tahu ya itu retribusi buat apa, masuk ke siapa. Pihak minimarket atau tempat apa pun itu, mereka sudah bayar retribusi soal parkir segala macam, jadinya buat apa lagi mereka minta-minta duit begitu," keluh Aldo kepada Kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: Cerita Jukir Minimarket, Mengaku Jaga Kendaraan Pelanggan tapi Kerap Dibenci Masyarakat

Contoh lain yang kerap membuatnya sebal adalah tidak adanya kejelasan biaya berapa biaya parkir.

Tak jarang ia menemui jukir-jukir yang menolak ketika diberikan uang Rp 2.000.

"Pernah dikasih uang Rp 5.000 itu yang dikembalikan malah Rp 2.000, tapi waktu dikasih Rp 1.000, mereka ya enggak nolak juga," jelas Aldo.

"Itu di minimarket. Nah kalau di tempat nongkrong, anggap lah lagi di coffee shop, itu sekarang dikasih Rp 2.000 banyak yang nolak. Mereka maunya Rp 3.000 atau Rp 5.000, padahal tempat nongkrongnya juga enggak gede-gede banget," imbuh dia.

Juru parkir tahu kalau pekerjaannya dibenci

Kiman (42), salah seorang jukir, mengakui bahwa pekerjaannya memang banyak dibenci. Tanpa diberi tahu pun, ia sudah paham betul bahwa keberadaannya tidak disukai.

Baca juga: Keberadaannya Kerap Tak Disukai Orang, Juru Parkir: Ambil Positifnya Saja

"Tahu (dibenci orang). Ya namanya juga orang, yang sinis mah memang sinis," jelas Kiman saat berbincang dengan Kompas.com di salah satu minimarket di Jalan Ki Mangunsangkoro, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (19/8/2023) siang.

Kebencian itu muncul karena apa yang dilakukan Kiman terlihat mudah. Ia hanya perlu duduk dan menunggu pelanggan datang. Tak lama kemudian, pelanggan itu keluar.

Ia lalu berdiri, mengatur sedikit kendaraan pelanggan dan uang Rp 2.000 tiba-tiba masuk kantong Kiman.

Nominal uang bahkan akan sedikit lebih besar ketika ia mengatur mobil yang parkir dan keluar.

Menganggap dirinya sebagai pencegah kejahatan

Pekerjaan itu memang mudah, tapi bagi Kiman, semua tidak sederhana. Ia berpendapat, menjadi juru parkir adalah untuk mencegah aksi kejahatan terjadi.

Baca juga: Imbas Pengeroyokan Pengunjung Minimarket di Bintaro, Polisi Mendata Jukir dan Kantong Parkir

Ia berupaya menjaga kendaraan dan barang-barang milik pelanggan minimarket agar tak dicuri. Sebab, banyak kejadian motor pelanggan minimarket dicuri karena tak ada jukir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com