BEKASI, KOMPAS.com - Dari ribuan pekerjaan yang bisa dilakukan seseorang, mungkin profesi juru parkir atau jukir adalah salah satu pekerjaan yang dibenci masyarakat.
Setidaknya hal itu yang dirasakan oleh seorang warga yakni Aldo Simanjuntak (26). Aldo menilai, jukir lebih banyak menganggu ketimbang membantu.
Salah satu hal yang menganggu adalah ketika ia sudah membayar namun tidak tahu ke mana uangnya akan pergi.
"Kita enggak tahu ya itu retribusi buat apa, masuk ke siapa. Pihak minimarket atau tempat apa pun itu, mereka sudah bayar retribusi soal parkir segala macam, jadinya buat apa lagi mereka minta-minta duit begitu," keluh Aldo kepada Kompas.com, Selasa (19/9/2023).
Baca juga: Cerita Jukir Minimarket, Mengaku Jaga Kendaraan Pelanggan tapi Kerap Dibenci Masyarakat
Contoh lain yang kerap membuatnya sebal adalah tidak adanya kejelasan biaya berapa biaya parkir.
Tak jarang ia menemui jukir-jukir yang menolak ketika diberikan uang Rp 2.000.
"Pernah dikasih uang Rp 5.000 itu yang dikembalikan malah Rp 2.000, tapi waktu dikasih Rp 1.000, mereka ya enggak nolak juga," jelas Aldo.
"Itu di minimarket. Nah kalau di tempat nongkrong, anggap lah lagi di coffee shop, itu sekarang dikasih Rp 2.000 banyak yang nolak. Mereka maunya Rp 3.000 atau Rp 5.000, padahal tempat nongkrongnya juga enggak gede-gede banget," imbuh dia.
Kiman (42), salah seorang jukir, mengakui bahwa pekerjaannya memang banyak dibenci. Tanpa diberi tahu pun, ia sudah paham betul bahwa keberadaannya tidak disukai.
Baca juga: Keberadaannya Kerap Tak Disukai Orang, Juru Parkir: Ambil Positifnya Saja
"Tahu (dibenci orang). Ya namanya juga orang, yang sinis mah memang sinis," jelas Kiman saat berbincang dengan Kompas.com di salah satu minimarket di Jalan Ki Mangunsangkoro, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (19/8/2023) siang.
Kebencian itu muncul karena apa yang dilakukan Kiman terlihat mudah. Ia hanya perlu duduk dan menunggu pelanggan datang. Tak lama kemudian, pelanggan itu keluar.
Ia lalu berdiri, mengatur sedikit kendaraan pelanggan dan uang Rp 2.000 tiba-tiba masuk kantong Kiman.
Nominal uang bahkan akan sedikit lebih besar ketika ia mengatur mobil yang parkir dan keluar.
Pekerjaan itu memang mudah, tapi bagi Kiman, semua tidak sederhana. Ia berpendapat, menjadi juru parkir adalah untuk mencegah aksi kejahatan terjadi.
Baca juga: Imbas Pengeroyokan Pengunjung Minimarket di Bintaro, Polisi Mendata Jukir dan Kantong Parkir
Ia berupaya menjaga kendaraan dan barang-barang milik pelanggan minimarket agar tak dicuri. Sebab, banyak kejadian motor pelanggan minimarket dicuri karena tak ada jukir.
"Misalnya, amit-amit ada yang hilang, kan saya juga pasti yang dicari. Saya yang ditanyain soal itu. Enggak cuma duduk-duduk pokoknya," tutur Kiman.
Meski demikian, Kiman tetap memaklumi kekesalan masyarakat atas keberadaan jukir.
Sebab, menurut dia, masyarakat tidak memahami bagaimana pekerjaan menjaga kendaraan dan barang-barang pelanggan.
"Ya bagaimana ya, namanya orang juga enggak merasakan. Seandainya ada di posisi seperti saya, pasti juga rasain hal yang sama kayak saya," jelas Kiman.
Baca juga: Pancing Lewat Aplikasi, Lurah Temukan Indikasi Penghuni Kos di Pasar Minggu Open BO
Meski banyak dibenci masyarakat, namun pria yang sudah lima tahun menjadi tukang parkir itu tak mau ambil pusing dengan hal tersebut.
Kiman memilih untuk terus bekerja dibanding memikirkan hal-hal yang ia anggap tidak perlu.
"Ambil positifnya saja saya mah. Enggak ada masalah, tanggung jawab saja," ujar dia.
Kiman pun tidak sendiri. Jukir liar lainnya yakni Farel (17), turut mengetahui bagaimana kesalnya masyarakat terhadap keberadaan jukir liar.
Namun, ia tidak terlalu pusing menanggapi hal tersebut.
Dirinya juga tidak bermasalah jika ada seseorang yang tidak membayar parkir kepadanya.
"Tahu iya (dibenci warga). Tapi ya sudah, diam saja. Maklumi saja," ucap Farel singkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.