Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runtuhnya Kejayaan Pusat Perbelanjaan di Jakarta, dari Pasar Tekstil Terbesar hingga Tempat Elektronik Legendaris

Kompas.com - 23/09/2023, 11:55 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Shopping center, mal, atau pusat perbelanjaan menjadi salah satu daya tarik Ibu Kota Jakarta sejak lama.

Dalam beberapa dekade belakangan, beragam pusat perbelanjaan yang menawarkan kebutuhan premier hingga tersier berjamuran di Jakarta.

Beberapa di antaranya tumbuh menjadi raksasa di bidangnya, seperti Pasar Tanah Abang sebagai pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara dan Glodok City sebagai pusat perdagangan barang elektronik.

Kejayaan tersebut ternyata tidaklah abadi. Sejak awal 2020, bisnis pusat perdagangan terbentur pandemi Covid-19.

Situasi ini kemudian berlanjut dengan kehadiran platform online yang memudahkan warga untuk berbelanja tanpa harus datang secara langsung ke mal.

Di samping itu, harga barang yang ditawarkan melalui platform-platform online tersebut juga relatif lebih murah ketimbang barang yang dijual secara offline di mal.

‘Migrasi jual-beli’ massal pun terjadi. Akibatnya, pusat-pusat perdagangan yang dulu berjaya kini sunyi sepi bak kuburan.

Baca juga: Begini Wajah Tanah Abang yang Sepi Pembeli, Banyak Usaha Gulung Tikar dan Berhenti Beroperasi

Kondisi Pasar Tanah Abang pada Rabu (13/9/2023). Dinobatkan sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, kondisi Pasar Tanah Abang justru kini kian sepi.KOMPAS.com/Joy Andre T. Kondisi Pasar Tanah Abang pada Rabu (13/9/2023). Dinobatkan sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, kondisi Pasar Tanah Abang justru kini kian sepi.

Tanah Abang

Di pusat grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, banyak pertokoan yang tutup imbas dari pandemi dan maraknya online shopping.

Adalah pemandangan yang biasa kini ketika ada beberapa toko baju bergandengan dengan toko lainnya yang tak beroperasi.

Pedagang bernama Anton mengaku bahwa bisnis di sana tersaingi oleh penjualan tekstil melalui media sosial, seperti TikTok Shop, yang membanderol barang dengan harga sangat murah.

Anton mencontohkan, dirinya menjual satu gamis seharga Rp 100.000, sementara di TikTok Shop ada yang menjual Rp 39.000.

"Bingung lah kenapa bisa murah sekali harganya, padahal bahan yang dipakai sama. Kalau kami bikin sendiri juga tidak masuk harganya, kenapa di online bisa Rp 39.0000. Itu tak masuk di akal," ungkap dia.

Baca juga: Pedagang Pasar Tanah Abang Babak Belur karena Sepi Pembeli, Menteri Teten: Murahnya Produk Impor Tidak Masuk Akal

Omzet Anton pun menurun drastis dari biasanya Rp 20 juta per hari menjadi hanya Rp 2 juta saja.

Sepinya pengunjung terasa di hampir semua blok di Pasar Tanah Abang, tak terkecuali Blok G.

Saat Kompas.com mengunjungi Blok G pada Jumat (22/9/2023) kemarin, sebagian besar toko di sana sudah tutup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com