Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Soal Relokasi Eks Warga Kampung Bayam, Begini Tanggapan Ahli Kota dan Fans Bola

Kompas.com - 26/09/2023, 18:25 WIB
A P Sari

Editor

KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta merelokasi warga eks Kampung Bayam yang tinggal di tenda-tenda sekitar Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dalam siaran persnya, Pemprov DKI Jakarta mencatat, ada 19 Kepala Keluarga (KK) yang telah mengajukan dokumen dan bersedia pindah atau direlokasi ke Rumah Susun (Rusun) Nagrak dan Muara Angke, Jakarta Utara. Sementara, masih ada 11 KK yang bertahan dan belum pindah ke rusun tersebut. 

Relokasi warga eks Kampung Bayam ini merupakan bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan hunian yang layak. Sebelumnya, mereka tinggal di tenda-tenda sekitar JIS. 

Dikutip dari Tribunjakarta.com, warga yang direlokasi meminta Pemprov DKI Jakarta menempatkan mereka di satu tower Rusun Nagrak. Pemprov DKI Jakarta menyetujui permintaan itu, melalui Kepala Satuan Pelaksana (Satlak) Pelayanan Unit Pengelola Rumah Susun III Faisal Rahman, dengan menempatkan mereka di Tower 3 Rusun Nagrak, lantai 12 dan 13.

Baca juga: Warga Eks Kampung Bayam Ikut Undian untuk Dapat Unit di Rusun Nagrak

Sementara itu, beberapa wakil warga eks Kampung Bayam juga telah diajak survei ke Rusun Nagrak dan Muara Angke pada Kamis (21/9/2023). Didampingi Lurah Papanggo Tomi Haryono, mereka dapat melihat langsung fasilitas dan kondisi unit hunian yang akan ditempati. 

"Setelah survei dilakukan, warga akan melakukan rembuk. Semoga salah satu (dari dua rusun itu) bisa jadi pilihan," kata Tomo, seperti dikutip dari Beritajakarta.com. 

Relokasi yang bertanggung jawab

Tenda warga Kampung Bayam di depan Jakarta International Stadium (JIS) akhirnya dibongkar. KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Tenda warga Kampung Bayam di depan Jakarta International Stadium (JIS) akhirnya dibongkar.

Relokasi warga eks Kampung Bayam merupakan salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta dalam menata kawasan agar lebih tertib, khususnya di area vital seperti JIS. Terlebih, JIS akan digunakan sebagai salah satu venue untuk perhelatan Piala Dunia U-17 yang akan digelar mulai 10 November hingga 2 Desember 2023. 

Tentunya, berbagai persiapan pun harus dilakukan, agar pelaksanaan Piala Dunia U-17 dapat berjalan tanpa kendala. Dengan demikian, Indonesia dan Jakarta bisa memberikan kesan yang baik kepada dunia. Salah satunya adalah memaksimalkan JIS, baik dari sisi fasilitas maupun areanya secara keseluruhan.

Baca juga: Heru Budi Pastikan Kebutuhan Warga Eks Kampung Bayam di Rusun Nagrak Bakal Dipenuhi Bertahap

Ketua Umum North Jakarta Mania (NJ Mania) Parid menilai, penertiban warga eks Kampung Bayam yang tinggal di tenda-tenda sekitar JIS memang harus dilakukan. Ia mengaku khawatir, jika tenda-tenda di sekitar JIS akan membuat Indonesia dianggap tidak layak menjadi tempat pertandingan Piala Dunia U-17. 

"Kita pernah gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Jangan sampai ini terulang lagi," ujar Parid. 

Apalagi, tambahnya, Pemprov DKI Jakarta sudah menyediakan Rusun Nagrak dan Muara Angke sebagai hunian baru bagi warga eks Kampung Bayam. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara juga akan membantu proses kepindahan, termasuk mengurus dokumen pindah untuk anak sekolah. 

"Sikap ini (menolak relokasi) akan merugikan banyak orang. Terima dulu direlokasi. Toh, tinggal di Rusun Nagrak dan Muara Angke juga masih gratis," imbuh Parid.

Relokasi warga Kampung Bayam juga menjadi sorotan pengamat tata kota Yayat Supriyatna. Menurutnya, relokasi warga sah saja dilakukan, jika memang lahan yang digunakan membangun rumah milik Pemprov DKI Jakarta. 

Baca juga: Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam Akan Difasilitasi Antar Jemput Pelajar

"Relokasi seperti warga Kampung Bayam bukan yang pertama di Jakarta. Menurut saya, baik warga dan Pemprov DKI harus sama-sama siap. Warga harus siap dipindahkan, Pemprov DKI Jakarta harus siap menerima keluhan warga," ucap Yayat kepada Kompas.com, Senin (25/9/2023). 

Selain itu, ia pun meminta Pemprov DKI Jakarta memperimbangkan permasalahan ekonomi yang harus dihadapi oleh warga yang direlokasi. Misalnya, digratiskan biaya sewa dan dijamin laju perekonomiannya sehari-hari dengan menyediakan lapangan kerja. 

"Perlu ada dialog yang persuasif agar masyarakat bisa memahami bahwa relokasi ini tidak selamanya buruk. Namun, di sisi lain, pemerintah juga harus menyediakan tempat tinggal yang lebih definitif, " jelas Yayat.

Lebih lanjut, ia mengimbau pula, agar Pemprov DKI Jakarta dapat mempermudah proses pemindahan warga, baik sebelum, saat, dan setelah relokasi selesai. Karena itu, perlu diadakan kerja sama lintas dinas, supaya relokasi tersebut tidak terlalu membebani warga.

Baca juga: Heru Budi Jamin Perhatikan Warga Kampung Bayam dan Penuhi Kebutuhan di Rusun Nagrak

"Pemprov DKI Jakarta harus bekerja sama dengan dinas-dinas untuk menyediakan tempat tinggal yang layak untuk warga yang direlokasi, mulai dari fasilitas hingga keberlanjutan ekonomi warga. Mendengarkan keluhan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah," tegas Yayat. (Rindu Pradipta Hestya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com