JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas warga Palestina mengecam tindakan Israel yang menyerang rumah sakit di Kota Gaza, Palestina, pada Selasa (17/10/2023) kemarin.
Konsulat Palestina di RI, Ahmad Metani menyatakan sikap bahwa mereka mengutuk serangan yang dilancarkan oleh Israel tersebut.
"Tentunya kami sangat mengutuk apa yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat kami di Gaza. Bahkan sampai pertemuan tingkat tinggi di Yordania, yang dihadiri oleh para delegasi, bahkan dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden, juga dibatalkan akibat serangan ini," kata Metani di Dubes Palestina, Jakarta Pusat, Rabu (18/2023).
Baca juga: Reaksi Marah Dunia atas Serangan Rumah Sakit di Gaza
Metani juga meminta kepada masyarakat dunia untuk seluruhnya menyelesaikan permasalahan di Gaza dan tidak sekadar omongan, namun juga turut tindakan nyata.
Berdasarkan catatan yang dimiliki oleh Metani, dirinya belum mengetahui secara pasti jumlah akurat dari serangan bom tersebut.
Terlebih, hingga saat Israel masih tidak memperbolehkan bantuan masuk ke Gaza.
"Bahkan rumah sakit lain tidak terdapat tempat kosong untuk merawat para korban. Israel juga tidak memperbolehkan bantuan kemanusiaan apa pun dari negara lain. Bahkan mereka, Israel, terus-menerus meluncurkan bom dan misil ke Gaza," ucap Metani.
Di tengah perang Hamas-Israel, sebuah rumah sakit (RS) di Gaza terkena serangan pada Selasa (17/10/2023).
Otoritas Gaza mengatakan, serangan tersebut berasal dari Israel. Namun, selang beberapa saat, Israel mengatakan, sebuah roket Palestina telah menyebabkan ledakan tersebut.
Jumlah korban tewas dalam serangan di RS Gaza tersebut adalah yang tertinggi dari semua insiden di Gaza yang pernah dilaporkan setelah perang Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober lalu.
Baca juga: Saling Tuding Pelaku Serangan Rumah Sakit di Gaza
Sebagaimana dikutip Reuters, Menteri Kesehatan di pemerintahan Gaza yang dikelola Hamas, Mai Alkaila, menuduh Israel melakukan "pembantaian" di RS Al-Ahli al-Arabi.
Serangan tersebut menewaskan ratusan orang dan terjadi selama kampanye pengeboman Israel selama 11 hari di Gaza.
Sebelumnya, seorang kepala pertahanan sipil Gaza mengatakan, 300 orang tewas dan seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan 500 orang tewas.
Hamas mengatakan bahwa ledakan tersebut sebagian besar menewaskan para pengungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.