JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang driver Gojek bernama Cipto Yuda (47) mengaku sepi orderan sejak enam bulan terakhir.
Warga Warakas tersebut mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan turunnya penumpang ojol adalah kehadiran mikrotrans JakLingko.
Ia menilai, kehadiran angkot Jaklingko yang disediakan secara gratis oleh Pemprov DKI membuat banyak masyarakat meninggalkan jasa ojek online.
"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko," kata Cipto saat berbincang dengan Kompas.com di Jalan Metro Kencana Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/10/2023).
Baca juga: Duduk Perkara Sopir JakLingko Dimaki Pengurus PO Bus AKAP di Terminal Lebak Bulus
Seiring munculnya Jaklingko yang digagas semasa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan itu, Cipto merasakan betul penumpangnya jauh berkurang.
Sebab, masyarakat lebih memilih menggunakan angkot Jaklingko gratis ketika menempuh perjalanan yang jaraknya tak terlalu jauh.
"Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.
Dalam sesi wawancara yang dimulai pukul 13.16 WIB, Cipto mengaku belum mendapatkan orderan.
Padahal, ia sudah berangkat kerja sejak pagi, setelah mengantarkan anaknya ke sekolah.
Tidak ingin omong kosong, Cipto menunjukkan hasil pekerjaannya selama dua pekan terakhir ini.
Dalam periode waktu tersebut, ayah dua anak itu paling banyak menyelesaikan sebanyak 7 orderan pada 13 Oktober 2023 dengan pendapatan kotor Rp 138.400.
Baca juga: Daftar Transportasi Feeder di Stasiun LRT Harjamukti, dari Transjakarta hingga Mikrotrans Jaklingko
Cipto rata-rata menyelesaikan pekerjaan dalam satu hari yakni 3 orderan sampai 5 orderan saja. Namun, ada beberapa hari dia hanya menyelesaikan 1 orderan saja.
"Susah banget. Nih kalau pengin lihat. Paling mentok 7 atau 8 orderan," ujar Cipto sambil menggaruk kepala dan tertawa.
Sejak 2018 menjadi pengemudi ojek online, Cipto merasa kondisi sekarang adalah yang terparah.
Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa pekerjaan driver ojek online bukan lagi profesi yang menjanjikan.
"Waktu itu kan ojek online, satu hari bisa Rp 100.000 - Rp 500.000. Orang yang sambi saja bisa dapat Rp 150.000, pagi sama malam. Makanya gue putuskan untuk mengundurkan diri (dari pekerja sebelumnya). Eh sekarang ojek online lagi nyungsep," tutur Cipto.
Baca juga: Soal Wacana Pungutan Pajak, Driver Ojol: Bukannya Bantu, Malah Bebani Rakyat
Cipto yang merupakan driver Gojek mengatakan, penyebab lain turunnya orderan karena daya saing sesama rekan seprofesinya dari perusahaan lain.
"Berat. Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka cenderung lari ke situ. Cuma, sekarang daya belinya sudah pada turun kalau saya lihat. Karena karyawan juga banyak yang jadi driver online juga, sambi," kata Cipto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.