Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Manggarai Minta Maaf Usai "Prank" Polisi soal Adanya Laporan Percobaan Pembunuhan

Kompas.com - 02/11/2023, 21:08 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - NS (37), warga Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, meminta maaf kepada aparat kepolisian usai membuat laporan palsu.

NS meminta maaf terkait adanya laporan percobaan pembunuhan yang diduga hendak dilakukan adiknya sendiri, J, kepada ibu kandungnya.

"Dia langsung minta maaf setelah menceritakan duduk perkara yang sebenarnya. 'Ya sudah pak saya minta maaf, saya karena takut saja'," ujar Kapolsek Tebet Kompol Jamalinus Nababan saat dikonfirmasi, Kamis (2/11/2023).

Jamalinus juga tak menampik laporan yang diadukan NS melalui call center 110 terlalu berlebihan.

Baca juga: Warga Jaksel Lapor 110 Terkait Percobaan Pembunuhan, Polisi: Ternyata Bohong karena Ketakutan

Namun, laporan serupa seperti yang dilakukan NS sebenarnya bukanlah yang pertama. Ia mengatakan, laporan yang sengaja dilebih-lebihkan acap kali ditemui pihaknya.

"Laporan 110 kadang beritanya dibikin wow biar kami cepat datang. Rupanya enggak ada apa-apa," ungkap Jamalinus.

Diberitakan sebelumnya, wanita berinisial NS (37) melaporkan adiknya sendiri, J, atas tuduhan percobaan pembunuhan.

Laporan itu disampaikan NS kepada aparat kepolisian melalui call center 110 pada Kamis (2/11/2023) siang.

Setelah ditelusuri, laporan warga Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan itu, ternyata tak sesuai fakta yang ada.

Kapolsek Tebet Kompol Jamalinus Nababan membantah adanya percobaan pembunuhan oleh J.

Baca juga: Kursi Roda Tunawisma di Bekasi Dibawa Kabur Komplotan Pencuri

"Jadi gini, pelapor itu membuat laporan karena ketakutan saja. Itu kan adik dia sendiri yang dilaporkan. Ini adik kandung dilaporkan sama dia," kata dia saat dikonfirmasi

Jamalinus mengatakan, NS sengaja melaporkan adiknya sendiri karena J disebut mengejar ibunya secara terus-menerus karena ingin meminta sejumlah uang.

Melihat perlakuan adiknya yang seperti itu, NS yang ketakutan lantas membuat laporan palsu.

"Jadi karena kakaknya ketakutan dibikin lah laporan 110, kami dibohongi juga, kena prank. Urusan satu keluarga, tapi dibawa-bawa kayak gitu. Karena kakaknya takut adiknya nguber terus akhirnya bikin laporan," tutur dia.

Selain meminta uang, J disebut turut menagih keberadaan HP-nya kepada sang ibu. Sang ibu menahan HP J karena suatu alasan tertentu.

"Kalau nominal, dia enggak ngomong berapa yang diminta. Dan ternyata ada handphone juga yang ditahan atau dipegang ibunya. Jadi ada indikasi anak ini agak aneh-aneh ini kelakuannya. Saya juga enggak tahu lah ya seperti apa, karena kasus ini sudah ditutup," tutup Jamalinus.

Baca juga: 6 Pelajar SMA Bikin Teror Bom Koja Trade Mall, Polisi: Tidak Terafiliasi Jaringan Teroris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com