Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Gandeng Psikiater untuk Komunikasi Lagi dengan Istri Hamka, Cari Tahu Penyebab Kematian Sang Suami

Kompas.com - 10/11/2023, 09:36 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebab kematian pengusaha travel umrah bernama Hamka (50) dan anak bungsunya, AQ (10 bulan), masih menjadi tanda tanya.

Polisi belum menemukan titik terang untuk mengungkap penyebab kematian ayah dan anak yang jasadnya ditemukan membusuk di rumah mereka, Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10/2023).

Istri Hamka berinisial NP (30) yang disebut satu-satunya saksi kunci pun belum bisa memberikan keterangan yang jelas.

Diketahui, NP saat itu ditemukan dalam kondisi lemas bersama anak sulungnya, AD (3), di rumah tersebut.

Baca juga: Istri Hamka Respons saat Ditanya Identitas, tetapi Labil jika Disinggung Mendalam

Hal yang baru terungkap berdasarkan otopsi, Hamka sudah meninggal dunia selama 10 hari sebelum jasadnya ditemukan membusuk.

Sementara itu, AQ sudah meninggal dunia selama tiga hari sebelum ditemukan tak bernyawa.

Keterangan NP selalu berubah

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, pihaknya telah mencoba membangun komunikasi dengan NP.

Kepada NP yang kini dirawat di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, penyidik bertanya tentang latar belakang keluarga dan sejumlah hal untuk mengungkap kasus ini.

Baca juga: Polisi Kembali Coba Berkomunikasi dengan Istri Hamka soal Kematian Suami dan Anak Bungsu

Hanya saja, keterangan NP selalu berubah. Kondisinya belum stabil.

“Iya (berubah-ubah keterangannya). (Gelagat NP) ya campur aduk, ganda gitu,” kata Gidion saat dikonfirmasi, Kamis (9/11/2023).

“Jadi, pas pertanyaan normal tentang identitas, itu wajar jawabannya. Tapi, kalau sudah masuk ke pendalaman materi, dia masih belum stabil,” imbuh Gidion.

Kembali bangun komunikasi

Meski begitu, penyidik Polres Metro Jakarta Utara kembali berupaya menggali keterangan dari NP. Penyidik menggandeng psikiater untuk berkomunikasi dengan NP.

Hal tersebut dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, mengingat istri Hamka masih dirawat di sana.

"Hari ini, mudah-mudahan ada, hari ini, ke sana lagi (Rumah Sakit Polri Kramatjati). Hari ini, (tim) psikiater, kemudian dengan penyidik, komunikasi lagi dengan istrinya," ucap Gidion.

Menunggu hasil tes kejiwaan

Sampai saat ini, polisi juga masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan NP.

Oleh karena itu, Gidion belum bisa mengungkapkan apakah kondisi mental NP sehat atau tidak.

"Belum tahu saya, itu nanti ya," ujar Gidion.

Baca juga: Hamka dan Bayinya Tewas Membusuk di Koja, Polisi: Rekaman CCTV Tak Menunjukkan Ada Orang Lain Masuk

Saat ditanya soal dugaan penyebab kematian Hamka dan AQ pun, Gidion mengaku belum berani membuat kesimpulan.

"Saya belum bisa pastikan (adanya pembunuhan) karena hasil uji laboratorium juga belum tuntas," tutur Gidion.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com