BEKASI, KOMPAS.com - Nasib nahas menimpa seorang lansia berinisial S (76) yang tewas ditikam sepupunya sendiri, M (64) menggunakan pisau dapur, Sabtu (25/11/2023).
Korban dan pelaku yang masih ada ikatan keluarga itu tinggal berdekatan di Kampung Belendung RT 018 RW 06, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Pada saat kejadian, polisi menyebut keduanya sempat ada cekcok mulut. Korban diduga mengatakan sesuatu yang menyulut emosi pelaku.
Namun, keluarga korban membantah motif yang diutarakan pelaku. Keluarga menyebut M memang tempamental dan pendendam.
Baca juga: Pembunuh Lansia di Bekasi Disebut Sering Ancam Bunuh Istri dan Anak
Kasie Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul mengatakan, pelaku mengaku sakit hati dengan perkataan korban yang menyebut telah menyetubuhi istrinya.
Perkataan itu membuat pelaku naik pitam dan langsung menganiaya dan menikam korban hingga tewas.
"Pelaku merasa sakit hati dengan perkataan korban, lalu terjadi korban langsung dibanting dan diinjak lehernya oleh pelaku," imbuh Hotma.
Elika (22) selaku cucu korban membantah pengakuan M yang menyebut kakeknya main hati dengan istri pelaku.
Baca juga: Murkanya Lansia di Bekasi, Nekat Bunuh Kakak Sepupu gegara Mengaku Sakit Hati dengan Ucapan Korban
Elika mengatakan, pelaku sebelumnya mengaku hanya dendam kepada korban. M tidak pernah menyebut adanya perselingkuhan.
"Tidak sama sekali benar, tidak sama sekali. Kemarin (saat kejadian) juga (korban dan pelaku) tidak ada cekcok sama sekali," kata Elika.
Elika melanjutkan, anak dan istri pelaku juga sudah menyampaikan permintaan maaf atas pembuatan keji yang dilakukan M.
"Semua keluarga minta maaf, terus juga bilang kalau perselingkuhan itu tidak benar, berita yang tersebar saat ini," ucapnya.
Elika menyebut, pelaku dendam dengan kakeknya karena permasalahan kecil. M sering cekcok dengan S karena perkara kebun atau air.
Baca juga: Keluarga Lansia yang Dibunuh di Bekasi Sebut Pelaku Pendendam
"Tentang kebun lah, perairan. Kakek saya enggak boleh dapat air dari dia, air yang ngalir itu. Cuma boleh ke kebunnya, enggak boleh ke kebun kakek saya, itu diributin," ujar Elika.
Selain soal pekerjaan sebagai petani, pelaku tidak senang pernah dinasihati oleh kakeknya setelah pulang umrah.