JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan pelayan publik dan pelajar mendapatkan pelatihan bantuan hidup dasar dan kegawatdaruratan kesehatan lainnya.
Pelayan publik yang dimaksud ialah kepolisian, Satpol PP, PPSU, pegawai Transjakarta, pegawai bank.
Mereka disebut sebagai kader tanggap kesehatan yang bertugas membantu masyarakat dalam keadaan darurat.
"(Ada) lebih 5.000 sampai dengan hari ini. Lalu, kami momentumkan, kukuhkan untuk memberikan kebanggaan pada teman-teman kader supaya selanjutnya benar-benar berpartisipasi secara aktif," kata Kepala Dinas Kesehatan Ani Ruspitawati saat diwawancarai di kawasan Bundaran HI, Menteng, Minggu (17/12/2023).
Baca juga: Hari Kesehatan Nasional, PPSU hingga Pegawai Bank Dapat Latihan Pertolongan Pertama
"Jadi terus (berlanjut). Karena ini kan enggak berhenti di pelatihan saja, tapi juga di lapangan," lanjut dia.
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang mengalami kegawatdaruratan sebelum mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan.
Misalnya, melihat orang yang sedang lari lalu terkena serangan jantung, atau jatuh dan mengalami patah, tersedak, dan sebagainya.
"Mereka kan yang paling dekat dengan masyarakat," tutur Ani.
Saat ini, sasaran pelatihan pertama adalah pelayan publik. Namun, UPT Pusat Krisis Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) menerima pendaftaran masyarakat sipil yang tergerak untuk belajar ilmu bantuan hidup dasar.
"Bisa ke UPT PK3D atau bisa juga ke Puskesmas Kebayoran Lama. Sudah ada timnya. Nanti akan dihimpun dalam satu kelas dan dipanggil," tutur Ani.
Ani mengungkapkan, kontribusi pertolongan pertama dalam kegawatdaruratan (P3K) yang benar dan tepat memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan dari perawatan selanjutnya pada korban.
Di antaranya, meningkatkan kesembuhan dan mengurangi kematian.
"Maka dari itu, kami kembangkan. Kami ingin sebanyak mungkin masyarakat memiliki kemampuan itu sehingga bisa membantu apabila dibutuhkan," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.