Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Penyebab Naiknya Kekerasan Anak, dari Masalah Ekonomi hingga Memburuknya Hubungan Sosial

Kompas.com - 28/12/2023, 16:35 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Lia Latifah mengatakan, setidaknya ada tiga faktor yang membuat kasus kekerasan terhadap anak mengalami peningkatan sepanjang tahun 2023.

“Jadi ada tiga faktor yang menjadi penyebab. Ketiga faktor itu adalah keharmonisan hubungan di rumah, hubungan di dunia pendidikan, dan hubungan di lingkungan sekitar tempat tinggal,” ujar dia kepada wartawan saat jumpa pers di kantornya, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (28/12/2023).

Untuk faktor pertama, Lia menyebut, buruknya komunikasi antar orangtua disinyalir berperan besar terhadap ada atau tidaknya kekerasan terhadap anak.

Baca juga: Komnas PA Temukan 16.720 Kasus Perundungan di Sekolah

Jika komunikasi antara ayah dan ibu buruk, kemungkinan besar anak akan menjadi korbannya.

“Selain komunikasi, faktor ekonomi juga berperan besar dalam keharmonisan rumah tangga. Bila ekonomi terganggu, maka ada kemungkinan anak-anak yang menjadi pelampiasan,” tutur dia.

Kemudian, faktor kedua yang menyebabkan tindak kekerasan terhadap anak adalah hal-hal yang mereka bicarakan dan tonton selama di bangku sekolah.

Permainan atau gambar juga turut memiliki andil besar dalam kekerasan di sekolah.

Lia menyebut, setidaknya ada empat game yang menjadi pemantik insiden kekerasan di sekolah, yakni Mobile Legends, Free Fire, Roblox, dan Sakura School Simulator.

Baca juga: Komnas PA: Ada 3.547 Kasus Kekerasan terhadap Anak Sepanjang 2023

“Jadi mereka membawa apa yang di dalam game ke dunia nyata. Makanya tindakan kekerasan terhadap anak terjadi di sekolah,” ujar Lia.

“Empat game itu, saya dapatkan data setelah melakukan penyuluhan dan survei terhadap ribuan anak dari Aceh sampai Nusa Tenggara Timur (NTT),” lanjut dia.

Lalu, faktor terakhir yang menjadi pemicu kekerasan terhadap anak adalah acuhnya tetangga di sekitar tempat tinggal.

Tak sedikit masyarakat yang kini bersikap tak peduli saat ada anak-anak yang menjadi korban kekerasan orangtuanya.

“Mungkin mereka maksudnya enggan ikut campur. Tapi, ketidakpedulian mereka meningkatkan jumlah kasus kekerasan terhadap anak. Makanya amat kami sayangkan jika hubungan antar tetangga tak harmonis,” imbuh dia.

Sebagai informasi, Komnas PA menemukan 3.547 kekerasan terhadap anak sepanjang tahun 2023.

Baca juga: Komnas PA: Kasus Kekerasan Anak Naik 30 Persen Tahun Ini, Paling Banyak Kekerasan Seksual

Jumlah tersebut meningkat 30 persen jika dibandingkan dengan data tahun lalu.

Dari ribuan kasus kekerasan terhadap anak yang diterima Komnas PA, kasus itu dibagi ke dalam tiga jenis, yakni kasus kekerasan fisik sebanyak 958 Kasus, kasus kekerasan psikis sebanyak 674 kasus, dan kasus kekerasan seksual sebanyak 1.915.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com