Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Warung Makan di Jaksel: Seberangi Sungai, Jual Beli Pakai Ember yang Dikerek

Kompas.com - 18/01/2024, 07:33 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya tembok dan derasnya arus Kali Mampang tak menjadi halangan bagi Neneng membuka warung makan di halaman rumahnya.

Terletak di Jalan Poncol 1 No. 49, Kelurahan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, wanita berusia 43 tahun itu membuka warung makan yang boleh dibilang cukup nyentrik.

Bermodalkan ember yang dikaitkan ke tali tambang, Neneng sudah bisa melakukan transaksi jual beli tanpa harus bertatap muka, menyeberangi sungai, dan melewati tingginya tembok pembatas.

Baca juga: Cerita Rusli, Driver Ojol yang Jadi Caleg DPRD DKI Jakarta

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Rabu (17/1/2024), pelanggan setianya yang didominasi pekerja kantoran hanya perlu berteriak ketika hendak memesan maupun mengambil makanan di warungnya.

“Mpok saya mau beli gorengan dong Rp 15.000, tolong dipotongin sekalian ya,” teriak salah satu pekerja dari jarak sekitar lima meter.

“Oke neng, tunggu dulu ya sebentar. Saya siapin dulu,” timpal Neneng seraya mengambil beberapa buah gorengan di dalam etalase.

Tangan terampil Neneng kala mencabik-cabik gorengan lantas membuat pelanggan yang memesan tak membutuhkan waktu lama untuk menunggu.

Kurang dari dua menit, gorengan yang dipesan sudah dibungkus dan siap diantar menggunakan media ember.

“Neng, sudah ya, taruh duitnya saja di dalam ember,” kata Neneng.

“Siap mpok, ini uangnya saya taruh di ember ya. Uangnya pas,” jawab sang pembeli.

Neneng kemudian dengan sigap menarik ember tersebut dan mengambil uang yang ditaruh di dalam wadah.

Baca juga: Keluh Kesah Driver Ojol yang Jadi Caleg DPRD DKI dengan Dana Kampanye Minim

Setelah itu, gorengan yang dipesan ditaruh di dalam ember dan diantarkan kepada pelanggan yang telah menunggu.

“Sudah sampai. Terima kasih ya,” teriak Neneng kepada sang pembeli.

Asal muasal warung

Warung Neneng yang dikenal luas dengan nama warung kerek telah berdiri sejak 2014 lalu.

Ia mendirikan warung tersebut setelah bedeng yang dijadikan tempat berjualan diambil alih pihak hotel dan gedung perkantoran.

“Dulu saya jualan di atas. Di area perkantoran dan hotel itu. Saya jualan di dalam bedeng,” tutur dia.

Adapun, Neneng berjualan di dalam bedeng karena banyak kontraktor dan pekerja bangunan yang menjadi langganannya. Namun setelah pembangunan selesai, ia terpaksa pindah.

Ia sebenarnya ditawari untuk berjualan di kios kecil yang disediakan pihak gedung, tetapi ia menolak karena biaya sewa terlalu mahal.

Baca juga: Dana Kampanye Minim, Driver Ojol yang Jadi Caleg DPRD DKI Sering Dimintai Sembako Saat Blusukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com