Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kualitas Kereta dari Jepang dan Produk INKA Sama-sama Baik

Kompas.com - 30/01/2024, 15:29 WIB
Vincentius Mario,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Djoko Setidjowarno menilai, tak masalah apabila PT Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter ingin menambah rangkaian kereta rel listrik (KRL) lewat impor dari Jepang atau kerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA) Persero.

"Tidak ada masalah, dua-duanya baik," kata Djoko dihubungi Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Diketahui, KAI Commuter memiliki wacana menambah rangkaian kereta guna mengantisipasi lonjakan penumpang pada 2024.

"Dari segi kualitas, semua sama saja. Harganya tidak jauh berbeda dan kualitas sama-sama oke," ungkap Djoko.

Baca juga: Kerisauan Menjadi Penumpang KRL, Rush Hour Jadi Momok

Djoko lebih menyoroti perilaku konsumen, dalam hal ini penumpang KRL. Menurut dia, peningkatan layanan KRL membuat perilaku penumpang lebih baik.

"Penumpang kereta api dulu itu beda sekarang. Ada nilai yang berubah, yaitu lebih bagus. Mereka lebih nyaman menggunakan kereta daripada mode transportasi lainnya," tutur Djoko.

"Peningkatan kualitas dari waktu ke waktu itu membuat penumpang bisa menyesuaikan diri dengan kualitas yang diberikan KAI," lanjut dia.

Baca juga: KAI Diminta Tambah Gerbong Kereta untuk Hadapi Lonjakan Penumpang pada 2024

Sebagai informasi, program pengadaan KRL dilakukan hingga 2027. Sampai saat ini, KAI Commuter baru menandatangani kontrak 16 trainset melalui INKA.

Lalu, akan ada penambahan delapan trainset pada 2025. Secara keseluruhan, terdapat 24 trainset yang dipesan KCI melalui INKA.

Adapun KAI Commuter membukukan total pengguna sebanyak 331.894.721 orang pada 2023 atau naik sebesar 38 persen dibandingkan 2022.

Jumlah ini tak termasuk volume pengguna Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta yang mulai dioperasikan KAI Commuter pada 1 Januari 2023.

Tahun 2024, KAI Commuter memperkirakan bakal terjadi lonjakan penumpang terus menerus dari waktu ke waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com