BOGOR, KOMPAS.com - Setara Institute memberikan penghargaan Kepemimpinan Toleransi Terbaik Tingkat Kota kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Penghargaan tersebut merupakan satu dari tiga penghargaan khusus yang diberikan Setara Institute dalam Indeks Kota Toleran dari hasil studi yang dilakukan di 94 wilayah kota di Indonesia melalui riset selama satu tahun.
Bima menyampaikan, Setara Institute merupakan lembaga yang spesial bagi masyarakat di Kota Bogor karena pernah memberikan predikat Kota Bogor sebagai kota Intoleran di tahun 2015.
Baca juga: Penyelesaian Konflik GKI Yasmin Dorong Peningkatan Indeks Kota Toleran di Bogor
"Saat itu tidak ada yang tidak gundah dan galau dengan predikat itu, karena kami merasa DNA kota kami itu DNA yang cinta atas kebersamaan dalam keberagaman," kata Bima di Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/1/2024).
"Tapi teman-teman Setara tentu ada data, ada argumentasi, kami sadar bahwa banyak yang harus kami benahi ketika itu," tambahnya.
Bima menyadari, menjadi wali kota tidak hanya mengolah kata dan menata kota tapi juga membangun manusia. Sebab itu, sambungnya, ia berikhtiar untuk menuntaskan masalah intoleran di kotanya.
Baca juga: Saat Depok Berkali-kali Jadi Kota Intoleran tapi Tak Berbenah, Wali Kota Justru “Denial”
Semua capaian tersebut, lanjut Bima, merupakan ikhtiar yang tidak pernah berhenti selama 10 tahun untuk memastikan nilai-nilai kemanusiaan dan keberpihakan kepada minoritas.
"Kami terima kasih atas kolaborasi dan sinergi dengan semua. Karena banyak dukungan untuk menjadikan Kota Bogor menjadi kota yang lebih baik dan penghargaan ini kami persembahkan bagi warga Kota Bogor dan warga Indonesia," bebernya.
Bima juga berharap kepada siapapun wali kotanya nanti, Indeks Toleransi di Kota Bogor harus terus menguat serta tidak boleh mundur.
Baca juga: Singgung soal Tudingan Depok Kota Intoleran, Wali Kota Idris: Jangan Termakan Isu Recehan
"Tahun ini Indeks Toleransi Kota Bogor naik dari ke-17 ke-12 dan untuk ukuran kota besar naik dari peringkat ke-5 ke peringkat ke-3," imbuh dia.
Ketua Badan Pengurus Setara Institute Ismail Hasani mengatakan, Indeks Kota Toleran adalah satu kerja studi pengukuran terhadap kinerja kota-kota di Indonesia.
Ismail menilai di bawah kepemimpinan Bima Arya, Kota Bogor terus bertransformasi menjadi kota toleran. Salah satu indikator penilaian ialah penyelesaian masalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin.
"Jadi ekosistem toleransi ini di antaranya ditopang oleh tiga hal. Pertama, kepemimpinan politik toleransi. Kedua, kepemimpinan sosial. Ketiga adalah kepemimpinan birokrasi," pungkasnya.
Baca juga: Masa Jabatannya Segera Berakhir, Bima Arya Berpamitan kepada Jemaat GKI Yasmin Bogor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.