Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nekatnya 20 Remaja yang Hendak Tawuran di Jaktim: Intai Polisi Pakai Kode "Angin" hingga Bikin Bom Molotov Sendiri

Kompas.com - 05/02/2024, 15:09 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan remaja di Jakarta Timur tertangkap basah oleh polisi saat hendak tawuran pada Minggu (4/2/2024).

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Timur Komisaris Besar (Kombes) Nicolas Ary Lilipaly berujar, setidaknya ada 20 remaja yang terlibat dalam rencana tawuran itu.

Beruntung, tawuran itu belum sempat pecah. Puluhan remaja itu sudah ditangkap dan dibawa ke Dinas Sosial DKI Jakarta.

Baca juga: Remaja di Jaktim Pakai Uang dari Orangtua untuk Urunan Beli Celurit

"Kami kerja sama dengan Dinas Sosial untuk diperlukan sebagaimana layaknya anak berhadapan dengan hukum,” kata Nicolas, Senin (5/2/2024).

Sebanyak 3 dari 20 orang ini merupakan admin yang mengelola akun media sosial dari tiga kelompok.

"Dari ke-20 orang ini, ada tiga orang yang berperan sebagai admin. Nah, dari admin ini kami tangkap teman-temannya yang terlibat tawuran,” ungkap Nicolas.

Berawal dari kode "angin"

Penangkapan terhadap 20 orang tersebut bermula saat anggota Polres Metro Jakarta Timur tengah melangsungkan apel malam sebelum berpatroli.

Kendati demikian, beberapa remaja mengundang kecurigaan polisi karena merekam apel malam tersebut dengan menggunakan ponsel.

Baca juga: Tenggak Miras Sebelum Tawuran, Para Pelaku Ingin Diakui Teman-temannya

“Setelah apel, anggota kami menanyakan atau melihat handphone yang mereka rekam. Ternyata, di handphone itu dia tulis, 'kita jangan bergerak dulu, angin lagi kencang',” ujar Nicolas.

Berdasarkan hasil interogasi, Lilipaly menyampaikan, angin merupakan kode bagi para pelaku bahwa polisi sedang bergerak atau berpatroli.

"Jadi, karena patroli Polres Metro Jakarta Timur keliling, mereka tidak bisa bergerak untuk melakukan tawuran. Mereka akhirnya bilang, 'di sini juga banyak FBR yang berkeliaran, jadi kita tunggu dulu',” ucap Nicolas.

Kecurigaan polisi yang berujung pada penggeledahan. Polisi menemukan barang bukti berupa celurit, bom molotov, air keras, golok atau parang, stick golf, dan minuman keras.

Baca juga: 2 Pelajar SMP dan SMA Dicoret dari Daftar Penerima KJP karena Tawuran di Pasar Rebo

Bikin bom molotov sendiri

Dua dari 20 remaja di Jakarta Timur yang ditangkap polisi karena hendak tawuran disebut berperan sebagai pembuat bom molotov.

“Dan yang paling parah lagi, yang buat bom molotov ini anak umur 14 tahun dan 15 tahun,” ungkap Nicolas.

Ia berujar, kedua pembuat bom molotov ini belajar sendiri atau otodidak. Mereka hanya bermodalkan tayangan YouTube dan informasi dari teman-teman.

Halaman:


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com