JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengakui keberadaan beberapa pompa di Jakarta Utara belum bisa atasi banjir di beberapa lokasi yang rawan jika terjadi hujan deras.
"Itu masuk akal, jadi tadi mana pompa faktor banjir. Memang saya hasil meninjau pompa di Sentiong," ujar Heru di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Dengan begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) akan menambahkan jumlah pompa stasioner di beberapa lokasi kawasan Jakarta Utara.
Baca juga: Jakarta Banjir, Heru Budi Cek Fungsi Rumah Pompa Air Sentiong di Ancol
Menurut Heru, pompa stasioner yang berada di Kali Kresek harus segera ditambah karena menjadi lokasi rawan banjir saat terjadi hujan deras.
"Harus ada penambahan. Itu di Kali Kresek harus ada pompa, karena dari Sunter masuk ke arah Kali Kresek," ucap Heru.
Selain pompa, Dinas SDA DKI juga berencana menambah jumlah embung-embung kecil di wilayah Jakarta Utara.
Eks Wali Kota Jakarta Utara ini mengatakan, baru 13 embung yang ditambahkan oleh SDA pada tahun lalu.
"Tahun 2025 (akan dikerjakan). Pada saat 14 Februari, itu hujan lebih dari 150-180 milimeter saja itu banjir sudah tinggi. Saluran kita kan makro, itu bisa menampung 150 milimeter," kata Heru.
"Dengan cakupan atau jangkauan curah hujan 4-5 jam tanpa intervensi banjir kiriman, jadi titik titik tertentu di Jakarta ada banjir, jadi terus kita tambah pompa portable, sheet pile, dan embung," tambah Heru.
Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P Agustina Hermanto atau Tina Toon mengatakan, keberadaan pompa air dan waduk di wilayah Jakut tidak optimal dalam mengatasi banjir jika hujan turun deras.
Baca juga: Kendalikan Banjir, Heru Budi Ingin Bangun Rumah Pompa Air di Kali Sunter pada 2025
"Jadi ada pompa, waduk dan lainnya belum cukup untuk (mengatasi air akibat) curah hujan lebih dari 150 milimeter," ujar Tina Toon dalam interupsi saat rapat paripurna di DPRD DKI, Rabu (20/3/2024).
Tina menyinggung kondisi banjir di beberapa wilayah Jakarta Utara pada 14 Februari 2024, tepatnya pada hari pencoblosan Pemilu 2024.
Bahkan, banjir di beberapa wilayah Jakut juga kembali terjadi pada 29 Februari 2024.
"Ini ada beberapa hal mendesak soal kejadian dua kali banjir pada awal tahun. kebetulan saya dapil Clincing, Koja, kemarin 14 Februari saat Pemilu dan pada saat 29 Februari kita masih kebanjiran," kata dia.
Dalam kesempatan itu, ia pun meminta Pemprov DKI melalui Sumber Daya Air (SDA) untuk mengeruk lumpur di saluran dan sungai di Jakarta Utara.
"Saya mengajukan untuk pengerukan. Banyak pengerukan yang belum dilaksanakan sejak 2020-2021. Berikutnya tambahan tampungan, waduk," kata Tina Toon.
Baca juga: Tina Toon Sebut Pompa Air di Jakut Belum Ampuh Atasi Banjir jika Hujan Deras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.