JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah calon pemudik memprediksi jumlah warga di Jakarta yang balik ke kampung halamannya pada tahun ini bakal melonjak dari tahun sebelumnya.
Mereka berpendapat, hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi setelah pandemi yang telah berangsur menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Bakal jauh lebih ramai menurutku. Aku sempat lihat berita juga prediksi pemudik tahun ini bakal lebih besar dari tahun lalu. Antusiasme masyarakat pasti tinggi,” ujar warga Cempaka Putih, Bella Alvira (23) saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Cerita Warga Pilih Mudik “Diam-diam” demi Kasih Kejutan ke Keluarga di Padang
Warga Palmerah, Jakarta Barat, Sakti Darma (23) juga berpendapat bahwa jumlah pemudik tahun ini lebih ramai dibandingkan 2023.
“Tahun ini prediksi pemudiknya yang lebih banyak. Pasti lebih parah macetnya, dan pemudiknya juga pasti makin bejubel,” tutur Sakti.
Sementara itu, warga Ramawangun, Jakarta Timur, Amalina (30) mengkhawatirkan kondisi arus jalan tol yang berpotensi tak bergerak saat mudik.
“Mayoritas sepertinya punya rencana mudik, ya. Agak khawatir sih nanti di tol gimana. Tapi ya, antisipasi aja berangkat lebih awal daripada ketahan berjam-jam,” tutur dia.
Sama seperti Amalina, Sakti juga berencana untuk berangkat dari siang hari, jauh sebelum jam buka puasa untuk menghindari macet.
“Karena gue naik bus dan ngikutin sopirnya, gue bakal pinter-pinter pilih jam keberangkatan. Semoga enggak bentrok sama jam-jam favorit pemudik pulang kampung yang katanya setelah sahur dan setelah buka. Mungkin jadi ambilnya di siang hari (berangkatnya),” imbuh dia.
Sebagai informasi, Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Aan Suhanan memprediksi, arus lalu lintas tol berpotensi macet total seiring dengan naiknya jumlah pemudik pada Lebaran 2024.
Untuk itu, perlu diterapkan pengaturan lalu lintas maksimal, agar setiap simpul kemacetan yang muncul dapat dengan cepat terurai, khususnya di tol dari arah Jabodetabek.
“Kita masih ingat tahun lalu bagaimana Tol Jakarta-Cikampek itu V/C ratio (rata-rata perbandingan volume kendaraan dan kapasitas jalan) sampai 1 lebih. Artinya akan terjadi stagnasi di situ,” ujar Aan dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Pengelolaan Arus Lalu lintas Mudik Lebaran, Selasa (5/3/2024).
Dengan demikian, perlu ada persiapan dan langkah intervensi untuk mengurai kepadatan.
“Artinya ini akan bisa terjadi stuck ya bukan macet lagi, berhenti, arus lalu lintas berhenti. Untuk itu kami adakan intervensi kita adakan persiapan-persiapan,” kata Aan.
“Jadi kita mulai menghitung, kita simulasikan dengan beberapa tahapan simulasi. Intervensi satu, dua, tiga, angka kecepatan. Kemudian bagaimana visi ratio di bawah 0,8, karena kita targetnya 0,8,” imbuh dia.
Baca juga: Alasan Warga Tak Ikut Mudik Gratis: Pengin Ikut, tapi Enggak Ada Rute ke Subang
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi 84,27 persen atau 28,4 juta penduduk di Jabodetabek akan mudik pada tahun 2024. Jumlah itu lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya mencapai 54,31 persen atau sekitar 18,3 juta orang.
Pemudik tahun ini diprediksi lebih banyak menggunakan moda transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
Kemenhub menyatakan, sekitar 8,26 juta orang atau 29,05 persen pemudik akan menggunakan kereta api, 7,89 juta orang atau 27,76 persen menggunakan bus, 4,27 juta atau 15,03 persen pemudik menggunakan mobil pribadi, dan 2,56 juta atau 9,02 persen pemudik naik sepeda motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.