JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta pihak kepolisian Jakarta Utara (Jakut) agar tidak mengambil tindakan represif terhadap warga Kampung Susun Bayam (KSB).
Sahroni menyarankan pihak kepolisian untuk menjadi mediator antara warga KSB dengan pihak Jakpro dan Pemprov DKI Jakarta.
“Saya meminta kepolisian agar tidak menggunakan cara-cara represif, dan berharap justru polisi bisa memediasi antara warga Kampung Bayam dengan pihak Jakpro dan Pemprov DKI. Karena itu, dibutuhkan cara-cara dialog yang konstruktif dan saling percaya,” ujar Sahroni dalam keterangan resminya (3/4/2024).
Baca juga: Detik-detik Penjemputan Paksa Ketua Tani Kampung Susun Bayam, Istri: Suami Saya Ditarik dan Dicekik
Lebih lanjut, Sahroni mengaku prihatin mendengar situasi yang terjadi di KSB, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Di satu sisi warga mengalami kesulitan, namun di sisi lain Pemprov DKI dan aparat memiliki pandangannya sendiri.
Ahmas Sahroni meminta agar polemik warga KSB dengan Jakpro dan Pemprov DKI bisa diselesaikan secara humanis.
“Sampai kapan warga Jakarta mau disajikan berita dan pemandangan seperti ini? Sedih kami mendengarnya. Jadi, tolong selesaikan polemik ini dengan cara-cara yang humanis, cara-cara yang terhormat," sambungnya.
Baca juga: Eks Warga Kampung Bayam yang Huni KSB Ditangkap, Jakpro Serahkan Proses Hukum ke Polisi
Ahmad Sahroni juga mendesak agar warga KSB, pihak Jakpro, dan Pemprov DKI Jakarta bisa duduk bersama untuk mencari solusi yang adil untuk semua pihak.
Sahroni berharap sarannya terkait upaya mediasi dapat diterima dan segera dilakukan oleh Polres Jakut.
“Makanya Polres Jakut harus segera ambil peran untuk memediasi kasus ini,” kata Sahroni.
Permintaan Ahmad Sahroni ini diucapkan usai salah seorang warga KSB bernama Furqon dijemput paksa oleh pihak kepolisian.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, polisi menangkap warga KSB, Muhammad Furqon bersama istrinya, yang diduga menyerobot aset milik Jakpro secara ilegal, yakni dengan menempati KSB.
Menurut Munjiah istri Furqon, suaminya yang juga merupakan Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam, diangkut oleh 10 polisi dari Polres Metro Jakarta Utara secara tiba-tiba.
Munjiah juga mengatakan, polisi turut merampas ponsel warga yang merekam proses penangkapan dan menghapusnya.
Kejadian ini pun lantas mendapat perhatian dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.
Legislator kelahiran Tanjung Priok Jakarta Utara itu pun berharap pihak kepolisian justru bisa menjadi mediator antara warga Kampung Bayam dengan pihak-pihak terkait, agar kasus KSB bisa menemukan titik terang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.