Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Korban Jiwa, Penggunaan Klakson "Telolet" Dilarang di Terminal Kalideres

Kompas.com - 04/04/2024, 11:49 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan klakson basuri atau telolet dilarang di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Hal ini dilakukan menyusul adanya korban anak tewas saat berburu bunyi klakson tersebut.

Kepala Terminal Kalideres, Revi Zulkarnain berujar, setidaknya hampir seluruh perusahaan otobus telah mematuhi larang tersebut.

"Jadi memang larangan untuk menggunakan klaskson telotet itu sudah hampir 100 persen dipatuhi oleh PO (perusahaan otobus) bus," ucap Revi, seperti dilansir dari TribunJakarta.com, Rabu (3/4/2024).

Baca juga: Klakson Telolet Lebih Sering Dipakai Bus Pariwisata, Sopir: Sering Diminta Penumpang

Menurut Revi, hal itu diketahui usai pemeriksaan kondisi fisik dan administrasi kendaraan (rampcheck). Pada pemeriksaan itu, kata Revi, penggunaan klakson juga diperiksa.

"Apabila kedapatan PO bus yang menggunakan klakson telolet, maka akan diambil tindakan, pertama akan dicopot alatnya. Kedua, akan diberikan sanksi tertulis," kata Revi.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak mengalami kecelakaan saat berusaha melompat untuk mendapatkan perhatian sopir agar menyalakan klakson ikonik tersebut.

Kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Raya Merak, tepatnya di depan Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Minggu (17/3/2024) sore.

Bocah berinisial R (5) warga lingkungan Medaksa Sebrang, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, meninggal di tempat meski sempat dilarikan ke rumah sakit (RS).

Baca juga: Jadi Bagian Hebohnya Bus Telolet di Jepara, Sopir: Fans-nya sampai Bikin Macet

Sudah bersih dari telolet

Pantauan TribunJakarta.com armada bus yang berada di Terminal Kalideres memang sudah tak ada lagi yang memasang klakson telolet.

Aksesoris yang kini masih terpasang di bus hanya berupa lampu variasi dan sejumlah boneka yang diletakan di bagian dashboard depan bus.

Sejumlah awak bus mengakui telah mencopot klakson teloletnya karena tak mau terkena denda usai dikeluarkannya larangan penggunaan klakson tersebut.

"Ini sudah langsung dicopot karena sama PO juga minta dicopot. Kan sudah enggak boleh," kata Akbar, awak bus PO Almira tujuan Belitang, Lampung.

Akbar mengatakan, tadinya telolet yang dipasang di busnya merupakan barang yang dibeli secara patungan dari para awak bus.

Baca juga: Setuju Larangan Pasang Klakson Telolet, Sopir Bus: Terlalu Bahaya

"Harganya Rp 6 juta pakai duit pribadi kami karena supaya menarik saja busnya," kata dia.

Kendati membuat penampilan bus lebih menarik, ia mengakui keberadaan klakson telolet tak berpengaruh terhadap bertambahnya penumpang.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com