Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klakson Telolet Lebih Sering Dipakai Bus Pariwisata, Sopir: Sering Diminta Penumpang

Kompas.com - 26/03/2024, 20:21 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir bus PO Shantika, Parno (60), mengatakan bahwa klakson telolet belakangan ini lebih sering digunakan bus pariwisata.

Menurut apa yang disampaikan rekan sesama sopir, rata-rata mereka memasangnya karena sering diminta penumpang menyalakan klakson telolet.

"Penumpang suka tanya, 'Om, ada teloletnya enggak, om?' Kalau enggak ada, bikin rombongan wisatawan kecewa," ungkap Parno di Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin (25/3/2024).

Menurut dia, bus pariwisata bahkan wajib memiliki bus telolet. Sebab, pariwisata identik dengan keramaian.

Baca juga: Takut Kena Razia, Bus Mulai Copot Klakson Telolet

Dengan kata lain, transportasi penunjang kegiatan berlibur itu pun perlu "diramaikan" melalui beragam aksesori, salah satunya klakson telolet.

"Kalau enggak ada klakson telolet kayaknya sepi. Dan karena penumpang pasti bakal nanyain soal klakson telolet. Kalau enggak punya, kan malu sama rombongan wisatawan," tutur Parno.

Sopir bus PO BEJEU, Romli (41), menuturkan hal serupa. Namun, ia menegaskan bahwa jenis bus apa pun tetap bakal kena razia oleh Dishub.

Pasalnya, sudah ada aturan dari Kemenhub bahwa seluruh operator bus dilarang memasang klakson telolet.

"Kalau ketahuan, tetap saja (ditilang). Klakson telolet kan dilarang. Sebenarnya enggak mandang jenis busnya apa, kalau pasang telolet tetap bakal ditindak," jelas Romli di Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin.

Bus reguler juga pakai telolet

Beberapa tahun lalu, saat penggunaan klakson telolet sedang booming, bus reguler juga memasangnya.

Namun, antusiasme yang tinggi menjadikan klakson telolet berbahaya. Pasalnya, tidak jarang warga berada di pinggir jalan untuk meminta bus membunyikan klakson telolet.

Bahkan, ada pula anak-anak yang mengejar atau mencegat bus demi mendengarkan suara klakson unik itu.

Penertiban warga dan bus telolet pun terjadi. Terminal-terminal bus juga rutin mengadakan razia bus telolet.

Baca juga: Tak Lagi Pakai Klakson Telolet, Sopir Bus: Harganya Mahal dan Takut Kena Razia

Menurut Parno, ini cukup berisiko bagi sopir bus reguler yang sering keluar masuk terminal. Mereka bisa ditilang jika ketahuan memasang klakson telolet.

"Kalau bus reguler rawan soalnya setiap masuk terminal, ada operasi (razia) dari Dishub. Kalau bus pariwisata kan enggak masuk terminal, jadi enggak ada operasi. Jadi mereka masih bisa pakai telolet," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com