Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Lalu Lintas Padat, "Driver" Ojol Pilih Matikan Aplikasi dan Tawarkan Jasa "Offline"

Kompas.com - 07/04/2024, 15:03 WIB
Ruby Rachmadina,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sejumlah driver ojek online (ojol) sengaja tidak mengaktifkan layanan secara online dan lebih memilih menawarkan jasa offline kepada penumpang saat lalu lintas sedang padat.

Hal ini disampaikan oleh salah seorang driver ojol di Kota Bogor bernama Suparman (38).

Jika orderan sedang melonjak, ia memilih mengangkut penumpang secara offline atau menawarkan jasa antar jemput secara langsung.

Baca juga: Warga Sulit Dapat Ojol, Driver Sebut Banyak yang Cancel Orderan Saat Macet

Hal itu bisa membuatnya lebih cepat mengantar dan menurunkan penumpang.

“Kalau lagi banyak, sengaja offline aplikasi. Kayak sekarang, saya lebih mangkal di terminal, nawarinnya secara langsung di sini,” ucap Suparman saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (7/4/2024).

Suparman mengatakan, jika ia mengambil penumpang menggunakan aplikasi, ia harus menunggu sekitar satu hingga dua jam untuk bisa mendapatkan penumpang berikutnya.

Belum lagi, driver harus menjemput ke titik lokasi penjemputan terlebih dahulu. Hal ini bisa memakan waktu cukup lama.

Menurut Suparman, hal ini lah yang membuat pengguna ojol sulit mendapatkan driver lewat aplikasi.

“Jadinya driver mandang lebih milih offline aplikasi. Dia cari penumpang secara offline berhadapan langsung dengan penumpang,” ujar dia.

Baca juga: Curhat Driver Ojol Hindari Narik Saat Jam Pulang Kantor, Sering Kena Macet Tak Tanggung-tanggung,

Hal serupa juga diungkapkan driver ojol bernama Hendri (38).

Kata dia, di jam-jam sibuk, driver memangkal di titik-titik lokasi yang ramai penumpang.

Saat di lokasi, driver mematikan aplikasi dan langsung menawarkan jasa antar ke penumpang.

“Di off-in aja, langsung tawarin ke penumpangnya, itu kan lebih cepat,” ujar Hendri.

Selain itu, penumpang juga sulit mendapatkan ojol karena terkait performa sang driver.

Driver yang sering menolak orderan membuat sistem menganggap driver belum siap bekerja.

Baca juga: Sulit Dapat Driver Ojol, Pekerja di Jakarta: Sudah 4 Jam Enggak Ada yang “Pick Up”

Sehingga, sulit mendapatkan orderan berikutnya.

“Dari driver-nya sering nolak orderan, bulan puasa lalu lintas cukup padat. Driver sering nolak, sering cancel jadi orderan jarang masuk ke handphone masing-masing,” ungkap Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com