JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah akan mengimpor 3,6 juta ton beras untuk menghadapi fenomena suhu panas yang diprediksi bakal terjadi hingga Agustus 2024.
Zulhas, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa impor 3,6 juta ton itu dilakukan demi mengantisipasi kekurangan stok beras dalam negeri akibat fenomena tersebut.
“Ya maka kita (sudah) harus siapkan dari jauh hari, pemerintah sudah memutuskan, impor beras kalau enggak salah, tahun ini 3,6 juta tentu itu untuk persiapan. Karena ini ada perubahan iklim, cuaca ekstrem,” kata Zulkifli usai meninjau Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) Rawa Kepiting, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024).
Ketua umum Partai Amanat Nasional ini menyebutkan, suhu panas sudah berdampak di salah satu negara tetangga, yakni Filipina.
“Di Filipina saya dengar sudah berapa tuh, sudah 45 derajat ya? Kita kan sudah 34, biasanya 32,” ujar Zulhas.
Baca juga: BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena Heatwave Asia
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia telah menghitung dengan baik untuk menghadapi suhu panas di Indonesia agar stok dan harga bahan pokok tetap stabil.
“Kita perhatikan agar sembako tersedia dan harganya stabil,” kata Zulhas.
Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto membenarkan bahwa Indonesia sedang dilanda suhu panas yang merupakan fenomena rutin yang terjadi setiap tahunnya.
Ia menjelaskan, fenomena tersebut dikarenakan adanya siklus gerak semu Matahari yang biasa terjadi setiap tahun.
Baca juga: Indonesia Dilanda Suhu Panas Awal Mei 2024, Benarkah Itu “Heatwave”?
“Secara karakteristik fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu Matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun,” ujar Guswanto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/5/2024).
Fenomena suhu panas di Indonesia ini diperkirakan akan terjadi hingga Agustus atau September 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.