TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Teka-teki kasus penemuan jasad pria yang terbungkus sarung di Pamulang, Tangerang Selatan, akhirnya terkuak.
Korban yang berinisial AH (32) rupanya dibunuh oleh keponakannya sendiri, Faizal Arifin (23), di warung kelontong miliknya di daerah Kampung Dukuh, Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (10/5/2024) sekitar pukul 16.00 WIB.
Usai dibunuh, jasad AH dibuang ke dekat permukiman warga di daerah Pamulang pada pukul 21.00 WIB.
Sebelum melakukan pembunuhan, Faizal sering mencurahkan isi hatinya kepada temannya bernama Naedi (26) pada Kamis (9/5/2024) sekitar pukul 22.00 WIB.
Baca juga: Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel
Naedi merupakan karyawan rumah makan soto Lamongan yang lokasinya berada tepat di seberang warung milik AH.
Kepada Naedi, Faizal mengaku bahwa dirinya merasa tidak betah selama bekerja di warung kelontong milik sang paman dalam kurun waktu empat bulan terakhir.
Hal itu disebabkan karena dirinya sering mendapat perlakuan kasar dari pamannya dan tak diberi waktu istirahat yang cukup.
"Dan tidak terlalu diperhatikan terkait masalah makannya oleh korban," jelas Titus dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2024).
Mendengar curhatan itu, Naedi malah memprovokasi Faizal untuk membunuh AH menggunakan golok milik pedagang kelapa di sebelah kiri warung korban.
Bukan tanpa alasan, Naedi menyarankan hal tersebut karena ia juga sakit hati kepada AH lantaran permintaan mengutang rokok ditolak oleh korban.
"Pelaku dua (Naedi) menyampaikan secara lisan kepada pelaku satu (Faizal), 'jika kamu merasa tidak senang dengan perlakuan kakak sepupu kamu, kamu cari kerjaan di tempat lain saja. Dan terhadap kakak sepupumu, kamu bacok saja dan itu ada golok di warung penjual kelapa'," kata Titus.
Baca juga: Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung
Pada Jumat (10/5/2024) dini hari sekitar pukul 04.30 WIB, Faizal tiba-tiba dibangunkan oleh pamannya dengan cara yang dianggap tak mengenakkan.
"Korban membangunkan pelaku satu (Faizal) secara paksa dengan cara menarik sarungnya dan mengatakan 'kalau kamu tidur-tidur saja di sini, mending tidak usah kerja' dalam bahasa Madura," ungkap Titus.
Saat itu, Faizal masih bisa menahan rasa sakit hatinya atas perlakuan korban. Ia memutuskan untuk mendiamkan korban sepanjang hari.
Namun, ia teringat apa yang disampaikan oleh Naedi pada hari kemarin. Kemudian, Faizal memutuskan mengambil golok di warung kelapa pada Jumat sekitar pukul 12.15 WIB.