DEPOK, KOMPAS.com - KAI Commuter Line memastikan tidak ada korban dalam kecelakaan KRL dan motor yang terjadi di pelintasan liar di daerah Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat, Senin (27/5/2024) sekitar pukul 06.10 WIB.
"Enggak ada (korban luka atau korban tewas)," kata Manager External Relations and Corporate Image Care, Leza Arlan saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Leza menambahkan, proses evakuasi sempat terhambat karena motor menyangkut di bagian bawah kereta.
Baca juga: Motor Tertemper KRL di Jalur Depok-Citayam, Evakuasi Lama karena Motor Nyangkut
"Pada proses evakuasi tersebut memakan waktu karena sepeda motor yang menyangkut pada bagian bawah KRL berimbas pada kelambatan dua KRL," ungkap Leza.
Akibat insiden itu, Commuter Line bernomor 1112C dan 1104 B relasi Depok-Bogor mengalami keterlambatan selama 19 menit dan 22 menit.
Proses evakuasi baru selesai setelah KAI merilis info terkini di media sosial X pada pukul 07.05 WIB.
"#InfoLintas KA 1102B (Depok-Bogor) tertemper sepeda motor di antara Depok-Citayam, saat ini telah selesai pengecekan dan KA sudah diberangkatkan kembali dengan tujuan Stasiun Bogor. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya," demikian bunyi cuitan akun resmi KAI.
Secara terpisah, Kapolsek Pancoran Mas Kompol Triharjadi mengatakan, pengendara sepeda motor yang tertemper kereta tersebut tak mengalami luka-luka.
"Tidak ada luka-luka yang bersangkutan," ungkapnya.
Triharjadi menyampaikan, korban sempat melompat dari motor saat melihat kereta dari arah Bogor sudah mendekat.
"Motornya yang tertemper KRL dan rusak berat," lanjut Triharjadi.
Baca juga: Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL
Di samping itu, kecelakaan yang terjadi pagi tadi mengakibatkan penumpukan penumpang di sejumlah stasiun.
Pegawai swasta bernama Nabila (25) harus menunggu hingga satu jam sampai akhirnya bisa masuk kereta.
"Saya dari Stasiun Pondok Cina mau ke Juanda. Tiba di stasiun pukul 07.00 WIB dan baru bisa masuk (kereta) pukul 08.00-an karena enggak ada yang bisa masuk (penuh)," jelas Nabila.
Menurutnya, hal yang menjadi keluhan penumpang bukan karena kecelakaan, melainkan jumlah gerbong kereta pagi yang kebanyakan delapan gerbong.
"Waktu itu saya sempat rasain Bogor-Jakarta Kota 12 gerbong, tetap ramai tapi orang masih bisa jalan (di dalam kereta). Kalau 8 gerbong pasti enggak ada ruang sama sekali, kegencet," jelas Nabila.
Baca juga: Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.