Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Kompas.com - 28/05/2024, 08:59 WIB
Firda Janati,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Komisi E menggelar rapat bersama Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta membahas Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025, Senin (27/5/2024).

Sejauh ini, Disdik DKI telah membuka pendaftaran akun PPDB untuk jenjang SD sejak 20 Mei 2024 dan untuk tingkat SMP mulai 27 Mei 2024. Sementara, untuk jenjang SMA dan SMK, pendaftaran akun PPDB dimulai pada 3 Juni 2024.

Adapun penyelenggaraan PPDB untuk semua tingkatan dimulai pada 10 Juni hingga 4 Juli 2024.

Jual beli kursi

Dalam rapat, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Purwosusilo mengatakan bahwa seluruh sistem pendaftaran PPDB dari tingkat SD hingga SMA berbasis online atau daring. Sistem ini diyakini menutup celah praktik jual beli kursi ataupun bantuan "orang dalam"

"Sehingga kalau ada isu-isu jual-beli kursi, orang dalam, saya sampaikan, tidak ada," ujar Purwosusilo di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Sebagaimana ketentuan, calon peserta didik yang telah dinyatakan diterima lewat tahap 1 PPDB harus melakukan mekanisme lapor diri.

Baca juga: DPRD DKI Minta Disdik Perbaiki Masalah Teknis dalam PPDB 2024

Purwosusilo menegaskan, pihaknya akan tetap mengosongkan kursi apabila ada calon siswa yang diterima lewat PPDB tahap 1, tetapi tidak lapor diri.

Kursi kosong itu akan dibuka kembali untuk memfasilitasi pendaftaran jalur prestasi dengan seleksi akademik pada PPDB tahap 2.

Sementara, jika calon siswa tidak melapor hingga penutupan PPDB, kursi tersebut akan tetap dikosongkan selama satu semester.

"Itu akan dibiarkan kosong sampai satu semester, untuk dibuka mutasi (perpindahan siswa di semester 2), sehingga enggak ada jual-beli kursi," imbuh Purwosusilo.

Persoalan NIK

Sementara, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Elva Fahri Qolbina menilai, Disdik masih perlu memperbaiki hal-hal teknis terkait penyelenggaraan PPDB. 

Ia mengaku mendapat banyak aduan dari orangtua calon siswa yang mengeluh tidak bisa membuat akun PPDB karena persoalan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

"Terus kemudian (mau melapor) itu dilempar-lempar. Termasuk disuruh tanya ke Posko PPDB-nya. Sementara poskonya di Jakarta Timur tidak aktif," ujar Elva.

Eva mengatakan, penanganan persoalan ini masih berbelit-belit. Bahkan, masalah baru tuntas ketika Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Budi Awaluddin turun tangan.

"Teknisnya itu kadang-kadang lemah sekali. Jadi itu dilempar-lempar, sampai akhirnya malah minta tolong sama Kadis Dukcapil dan baru beres," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com