Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi, padahal Tak Berniat Beli Rumah

Kompas.com - 30/05/2024, 07:57 WIB
Shela Octavia,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang digagas pemerintahan Presiden Joko Widodo banjir kritik. 

Sejumlah karyawan swasta menyuarakan keberatan lantaran gaji mereka bakal dipotong 3 persen setiap bulannya untuk iuran dana Tapera. 

Di tengah harga berbagai kebutuhan yang semakin tinggi dan penghasilan yang pas-pasan, mereka tak setuju jika pendapatan harus dikurangi lagi untuk iuran yang terkesan dipaksakan.

Gaji pas-pasan

Salah seorang karyawan swasta bernama Melda (27) mengaku, gajinya setiap bulan di kisaran Rp 5 juta. Jika dipotong untuk tapera 3 persen, pendapatannya bakal berkurang menjadi Rp 4.850.000.

Melda pun mengaku sangat keberatan dengan rencana program ini. Sebab, pemotongan dana iuran Tapera akan mempengaruhi perencanaan keuangan yang telah ia susun.

“Tapi, kalau diwajibkan kena potong, ya gue juga enggak setuju sih. Itu keberatan banget,” ujar Melda saat dihubungi melalui telepon pada Rabu (29/5/2024) pagi.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Melda mengatakan, pendapatannya ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, ia juga menginvestasikan sebagian penghasilannya.

Kegelisahan yang sama juga disampaikan oleh Ines (25). Ibu muda yang bekerja di sebuah startup di Jakarta itu mengaku kesal mengetahui rencana Tapera ini.

Ines mengatakan, meskipun dirinya dan suami sama-sama bekerja, ia tetap merasa keberatan jika gajinya harus dipotong lagi.

“Ya iyalah (merasa keberatan), 2,5 persen mending (kasih) ke anak yatim daripada yang enggak jelas,” tutur Ines saat dihubungi pada Selasa (28/5/2024) malam.

Tak berniat beli rumah

Sejumlah karyawan pun mempertanyakan program yang rencananya berlaku pada 2027 itu. Salah satunya, terkait sistem tabungan dan realisasi hasil yang akan diterima peserta Tapera.

Ines misalnya, berhubung sudah memiliki rumah, ia bertanya-tanya apakah tetap diwajibkan mengikuti Tapera atau tidak.

“Temen-temen gue kan banyak yang kayak gitu. Tinggal tempatin aja (rumahnya). Kan enggak usah pikirin KPR,” ucap Ines.

Baca juga: Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Sementara, Melda tidak berencana membeli rumah lantaran orangtuanya sudah menyiapkan tempat tinggal.

Baik Melda maupun Ines mengaku tidak berencana membeli rumah baru, sehingga keduanya merasa tidak membutuhkan tabungan khusus hal itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com