JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan sejumlah langkah mitigasi dan kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji menuturkan, salah satu yang tengah diupayakan pihaknya ialah memperbaiki perencanaan tata ruang Jakarta.
"Dalam melakukan mitigasi kebencanaan, kami melakukan upaya yang meliputi penguatan pembangunan tanggul, bendungan, seawall (tanggul laut)," ujar Isnawa di Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2024).
Pemprov juga sedang berupaya memperkaya ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta. Isnawa mengatakan, pembangunan RTH di ibu kota baru mencapai 5,80 persen.
"Kami akan terus upayakan untuk mencapai target 31,5 persen," ucapnya.
Baca juga: BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir
Selain itu, kata Isnawa, pihaknya juga terus merumuskan berbagai kebijakan untuk menciptakan ketahanan Jakarta dalam menghadapi bahaya perubahan iklim.
Hal itu diwujudkan dengan memperbanyak transportasi ramah lingkungan, memperbaiki pengelolaan limbah dan air, hingga program penanaman pohon secara strategis.
"Jakarta secara aktif terus melakukan transportasi ke arah ramah lingkungan, menyediakan bus listrik dan kami terus distribusikan sepeda motor listrik," ucapnya.
Selain itu, perluasan transportasi umum seperti LRT dan MRT, lalu pelebaran trotoar jalan untuk pejalan kaki juga disebut sebagai bagian dari upaya ini.
"Ini adalah langkah ke depan dalam mewujudkan transportasi yang lebih ramah lingkungan," imbuh Isnawa.
Adapun Pemprov DKI Jakarta mencatat, sebanyak 5.170 bencana alam melanda Jakarta selama 2019-2023. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menyebut, bencana yang terjadi dalam empat tahun terakhir ini diakibatkan perubahan iklim.
"Jakarta sudah ada peningkatan intensitas bencana akibat perubahan iklim selama periode 2019-2023, tercatat sebanyak 5.170 peristiwa bencana melanda Kota Jakarta," kata Heru dalam acara Crisis Management Conference (CMC) 2024 di Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2024).
Heru menuturkan, berdasarkan letak geografis, Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian tujuh meter di atas permukaan laut.
Jakarta juga menjadi perlintasan 13 arus sungai dan dikelilingi oleh Laut Jawa, sehingga rentan terhadap banjir.
"Di wilayah pesisir utara, Jakarta berada di bawah permukaan laut sehingga rentan terhadap banjir akibat pasang laut dan hujan ekstrem," kata dia.
Baca juga: Baru 19 Persen Daerah Masuk Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kering dan Banjir Bandang Sekaligus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.