Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Alasan Ibu Cabuli Anak di Bekasi | Persaingan Kerja yang Kian Ketat

Kompas.com - 08/06/2024, 06:14 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah isu seputar Jabodetabek mewarnai pemberitaan di kanal Megapolitan Kompas.com sepanjang Jumat (7/6/2024).

Artikel mengenai seorang perempuan berinisial AK (16) di Kabupaten Bekasi tega mencabuli anak kandungnya menjadi berita yang paling ramai dibaca.

Selanjutnya, artikel tentang sejumlah pencari kerja yang rela antre berjam-jam di gerai ponsel PS Store untuk menyerahkan lamaran dan menanti sesi wawancara juga ramai dibaca oleh pembaca Kompas.com.

Pemberitaan lain yang menarik perhatian pembaca yakni masih mengenai ibu di Kabupaten Bekasi terkait perbuatan asusila terhadap anak kandungnya.

Baca juga: Terjadi Lagi, Ibu Cabuli Anak Kandung di Bekasi

Ketiga berita di atas masuk dalam deretan berita terpopuler Jabodetabek, berikut paparannya :

1. Alasan ekonomi membuat ibu di Bekasi cabuli anaknya

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, seorang ibu, AK (16) di Kabupaten Bekasi mencabuli anak kandungnya karena desakan faktor ekonomi.

Perbuatan bejat AK terhadap putranya diduga setelah ia mendapatkan tawaran sejumlah uang dari seseorang bernama bernama Icha Shakila via Facebook.

"Untuk sementara, motif yang diketahui karena faktor ekonomi,” kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (7/6/2024).

Adapun nama Icha Shakila juga sebelumnya disebut dalam kasus yang sama di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan.

“IC ini sosok yang sama dalam kasus yang dipegang Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, terkait pencabulan anak kandung oleh ibunya,” imbuh Ade Ary.

Selengkapnya baca di sini

Baca juga: Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang


2.Persaingan kerja di Jakarta yang kian ketat

Sejumlah orang mendatangi gerai ponse PS Store di kawasan Condet, Jakarta Timur pada Kamis (6/6/2024).

Kedatangan mereka itu untuk melamar kerja. Mereka berdiri dalam antrean yang panjang, bahkan sampai ke Jalan Raya Condet hingga membuat lalu lintas tersendat.

Bahkan, para pelamar itu datang sejak Kamis, pagi. Mereka umumnya mengenakan pakaian kemeja dan celana bahan berwarna hitam.

"Sudah datang dari jam 8 waktu tokonya buka. Cuma pas jam 9 itu ngumpulin berkas CV-nya. Pas jam 10 baru dipanggil-panggilin," kata Selma, salah satu pelamar kerja saat ditemui di lokasi.

Selengkapnya baca di sini

Baca juga: Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com