Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Tewas Tenggelam di Kali Mookervart Cengkareng Diduga Terjebak Lumpur

Kompas.com - 11/06/2024, 18:13 WIB
Rizky Syahrial,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial Y (21) yang tewas di Kali Mookervart, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (11/6/2024), diduga tenggelam karena terjebak lumpur.

"Karena memang lumpur dalam, korban terjebak dan akhirnya tenggelam," kata Komandan Regu Penyelamat Kompi B Damkar Sektor Cengkareng, Jamalludin, saat diwawancarai, Selasa (11/6/2024).

Jamal menuturkan, saat melakukan proses evakuasi, petugas menemukan jasad Y tepat di titik korban tenggelam. Proses evakuasi pun memakan waktu yang lama karena jasad korban tersangkut lumpur.

"Akhirnya kami evakuasi jenazah dengan cara manual, pakai jangkar," ucap dia.

Baca juga: Seorang Pria Tewas Tenggelam di Kali Mookervart Cengkareng

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi, Jamal memastikan, tidak ditemukan luka di tubuh korban.

"Tadi juga dicek tim Inafis Polri ya, tidak ada luka," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Y ditemukan tewas karena tenggelam di Kali Mookervart, Selasa (11/6/2024) siang.

Tak lama setelah kejadian, tim unit penyelamat Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Barat mengevakuasi jasad korban tepat di bawah Jembatan Pelangi.

Terdapat tiga orang petugas yang mengevakuasi korban memakai perahu karet. Warga sekitar juga ramai-ramai menonton proses evakuasi tim penyelamat.

Usai satu jam proses evakuasi, jenazah berhasil diangkat dan dimasukkan ke mobil ambulans. Terlihat jenazah korban sudah dibungkus dengan kantung berwana oranye.

Salah satu warga bernama Karto (58) mengaku sempat melihat Y sengaja turun ke sungai.

"Awalnya remaja itu sedang berjalan di pinggir kali, saya tegur jangan di situ nanti kecebur," kata Karto saat diwawancarai di lokasi.

Karto mengatakan, korban tak menghiraukan perkataannya dan tetap turun ke sungai. Kepada Karto, Y mengaku hendak mandi.

Akhirnya, Y menceburkan badannya. Kepalanya pun masuk-keluar ke air sebanyak tiga kali.

"Jadi naik turun ke air gitu kepalanya. Nah ketika mencelupkan kepalanya yang ketiga, dia enggak muncul lagi (tenggelam)," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com