BOGOR, KOMPAS.com - Nama Wakil Wali Kota Bogor periode 2019-2024 Dedie Rachim menempati posisi teratas dalam hasil survei elektabilitas Pilkada Kota Bogor 2024 yang digelar lembaga survei Indikator Politik Indonesia, belum lama ini.
Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhannudin Muhtadi menilai tingginya elektabilitas Dedie Rachim dipengaruhi oleh tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Wali Kota Bogor periode 2014-2024 Bima Arya Sugiarto.
Untuk diketahui, Dedie Rachim merupakan Wakil Wali Kota Bogor yang mendampingi Bima Arya sebagai Wali Kota Bogor di periode kedua.
"Artinya isu keberlanjutan dan dukungan Bima Arya jadi kunci keunggulan Dedie Rachim," kata Burhanuddin, dalam keterangannya, Rabu (12/6/2024).
Baca juga: Survei Indikator: Dedie Rachim Puncaki Elektabilitas Cawalkot Bogor, Ungguli Sespri Iriana Jokowi
Burhanuddin menjelaskan, dari hasil survei yang baru saja dirilis menunjukkan bahwa 82,1 persen responden menyatakan puas dengan kinerja Bima Arya sebagai Wali Kota Bogor periode 2014-2024.
Kata Burhanuddin, tingkat kepuasan masyarakat atau approval rating 82,1 persen terdiri dari 73,3 persen menyatakan cukup puas dan 8,8 persen sangat puas terhadap kinerja Bima Arya.
"Approval rating sebesar 82,1 persen merupakan angka yang tinggi," sebutnya.
"Hanya 15,3 persen yang menyatakan kurang puas, termasuk 2,6 persen mengatakan tidak puas sama sekali," tambahnya.
Pengamat politik Bogor, Undang Suryatna menilai wajar Dedie Rachim memiliki elektabilitas tertinggi dalam survei elektabilitas yang digelar Indikator Politik Indonesia.
Baca juga: Golkar Beri Sinyal Kuat Gabung Koalisi Bogor Maju untuk Ikut Usung Dedie Rachim pada Pilkada
Sebab, ia merupakan Wakil Wali Kota Bogor periode 2019-2024.
"Sementara tokoh bakal calon wali kota bogor lainnya seperti Rayendra dan Sendi belum punya pegangan yang pasti kecuali sudah deklarasi.
"Jadi sekarang ini hasil survei hari ini kemungkinan masyarakat akan melihat selama ini terlihat di billboard dan baliho," papar Undang.
Undang juga menyebut, elektabilitas sejumlah calon lainnya masih terbilang rendah karena belum banyak melakukan pergerakan politik menuju Pilkada 2024.
"Intensitas calon lain tampil di publik juga kan belum intens karena tahapan untuk itu belum mulai. Sementara yang lain sudah start untuk sosialisasi. Makanya ini menjadi perhatian buat calon-calon yang nanti akan maju, dia harus punya strategi bagaimana meningkatkan popularitas dan juga elektabilitas," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.