Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindah Lokasi, PKL Pasar Minggu Kehilangan Pelanggan

Kompas.com - 16/08/2013, 00:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang kaki lima (PKL) malam hari di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang sebelumnya berjualan di pinggir Jalan Raya Ragunan sudah pindah ke dalam pasar yang dikelola PD Pasar Jaya, lokasi binaan, dan Terminal Pasar Minggu.

Seorang pedagang sayur dan umbi-umbian yang direlokasi dari trotoar depan terminal ke dalam Terminal Pasar Minggu, Titin (53), mengatakan, sejak PKL ditertibkan, dirinya kehilangan pelanggan sehingga pendapatan menurun menjadi Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per hari.

"Harapannya dikasih tempat layak. Jangan sehari dipindah sini terus dipindah lagi. Jadi kita enggak punya langganan. "Kalau pedagang malam, pedagang yang di lokasi binaan kan enggak kebagian banyak (pelanggan)," kata Titin, Kamis (15/8/2013) malam.

"(Saya) pernah sampai enggak melayani (pembeli). Saya sampai mau nangis tuh sama bapaknya (suami saya). Sekarang kalau begini, orang (pelanggan) nyari-nyari enggak nemu, ya bercecer belinya sama orang lain," ujar Titin, yang berdagang bersama suaminya, Sadali (60).

Berbagi tempat jualan sementara
Mardji (40), pedagang cabai dan bawang yang berjualan di halaman bawah sebuah pusat perbelanjaan Robinson, mengatakan, sejak PKL ditertibkan, ia berbagi tempat jualan dengan PKL tersebut. Ia sendiri mengaku berharap tak termasuk pedagang yang akan direlokasi.

"Kalau jualan ingin di sini saja. Takutnya yang di dalam juga direlokasi. Tapi kita tinggal ngikutin, tapi ya namanya peraturan. Lebih bagus kalau ada tempat baru," ujar Mardji.

Mardji menuturkan, ia berjualan mulai pukul 22.00 atau 23.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB keesokan harinya.

Di lokasi itu, dirinya mengatakan memulai aktivitas dagang sejak pukul 22.00 WIB atau pukul 23.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB. Menurutnya, semenjak berbagi lokasi, ia harus tutup tepat waktu.

"Sekarang jam 07.00 mesti sudah bersih. Kalau dulu bisa lebih, agak sianganlah," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melakukan pengawasan untuk mencegah PKL kembali ke tempat berjualan lama mereka. Pengawasan dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com