Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, Tompel mengaku bahwa kurang lebih setahun lalu ia pernah menjadi korban penyiraman air keras yang diduga dilakukan pelajar SMK Karya Guna di kawasan Kelor, Matraman.
"Saat kejadian, tersangka memperhatikan setiap bus PPD 213 yang lewat karena setiap pelajar SMK Karya Guna umumnya menaiki bus tersebut," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/10/2013).
Akibat perbuatan Tompel, kata Rikwanto, ada 13 orang yang menjadi korban. Empat di antaranya merupakan pelajar SMK Negeri 34 Jakarta Pusat. Sisanya merupakan penumpang umum non-pelajar. Sebanyak 12 orang korban luka sudah diperbolehkan pulang, termasuk 4 orang pelajar SMK Negeri 34. Mereka mengalami luka bakar ringan dan telah mendapat perawatan.
Sementara itu, salah seorang korban mengalami luka paling parah, yaitu Beta Virgin Silalahi (35). Beta mengalami luka bakar pada kedua mata dan wajahnya. "Saat ini masih dirawat di RS Premier Jatinegara," kata Rikwanto.
Kejadian penyiraman air keras di bus PPD 213 terjadi di Jalan Jatinegara Barat, Jatinegara, Jakarta Timur. Meski Tompel sudah tertangkap, masih ada tiga rekannya yang saat ini dalam pencarian polisi, masing-masing berinisial TG, DH, dan AV.
Tompel sebelumnya pernah dua kali ditangkap polisi. Tompel pernah diciduk pada kasus tawuran pelajar di kawasan Matraman pada 2011 saat usianya 16 tahun. Ia juga terlibat pembajakan bus di kawasan Tamansari pada 2012 saat usianya 17 tahun. Karena usianya saat itu masih dibawah umur, Tompel hanya mendapat pembinaan dan dikembalikan ke orangtuanya. Saat ini, karena usianya sudah tergolong dewasa, ia akan diproses di peradilan umum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.