Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selesaikan Masalah Jakarta, Jokowi Suntik Dana bagi Daerah Penyangga

Kompas.com - 19/11/2013, 20:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir, sampah, dan transportasi merupakan tiga persoalan di DKI Jakarta yang membutuhkan koordinasi dengan daerah penyangga. Menyadari pentingnya koordinasi tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku akan menganggarkan sejumlah dana bagi daerah penyangga Jakarta.

"Ada namanya dana bantuan ke wilayah di sekitar Jakarta untuk hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian persoalan Jakarta," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Selasa (19/11/2013) sore.

Banjir, sampah, dan transportasi, diakui Jokowi, tidak mungkin diselesaikan sendiri oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Banjir, misalnya, sedalam apa pun normalisasi sungai dan waduk di DKI, jika ruang terbuka hijau di hulu sungai masih dipadati oleh permukiman padat, maka debit air yang berlebih tetap lari ke Jakarta. Demikian juga transportasi.

Menurut Jokowi, angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB) adalah salah satu wujud dana yang diberikannya kepada pemerintah kota di sekitar Jakarta. Nyatanya, keberadaan APTB membantu mengangkut warga di sekitar Jakarta yang sehari-hari beraktivitas di  Ibu Kota.

"Jakarta enggak mungkin sendiri. Harus kerja sama dengan kota lain. Maka dari itu, ada dana bantuan ke wilayah sekitar," ujar Jokowi.

Beredar kabar, Pemprov DKI memberikan dana miliaran rupiah ke Pemerintah Kota Bogor sebagai dana operasional menyegel sejumlah bangunan liar yang berdiri di ruang terbuka hijau Puncak.

Namun, Jokowi mengaku tidak mengetahui secara teknisnya. "Teknis-teknis gitu uangnya (dipakai) untuk apa, tanyakan ke Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com belum mendapatkan konfirmasi dari Kepala Bappeda Sarwo Handayani. Kontak ke ponselnya diketahui tidak kunjung tersambung. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com