Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Semua Orang Berteriak Jakarta Semakin Macet"

Kompas.com - 20/11/2013, 09:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Lebih dari satu tahun dipimpin Joko Widodo, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Priya Ramadhani menyebut wajah transportasi Jakarta belum berubah menjadi lebih baik. Malah, keluhannya semakin macet.

Priya Ramadhani mengungkapkan, janji Jokowi-Basuki mengurai kemacetan di Jakarta sempat memberikan harapan besar. Namun, harapan itu justru berbalik dengan munculnya kemacetan baru di setiap ruas jalan.

"Faktanya dapat dirasakan sekarang. Semua orang berteriak Jakarta semakin macet," kata Priya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (18/11/2013).

Priya berpendapat, untuk mengurai kemacetan tidak cukup hanya mengandalkan jurus menambah jumlah unit angkutan umum dan transjakarta, atau membangun angkutan massal baru, seperti mass rapid transit (MRT) dan monorel.

Menurutnya, banyak indikator yang perlu mendukung tiap pembuatan kebijakan. Misalnya, untuk penerapan sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP). Hingga kini, lanjut dia, sistem itu belum berjalan karena belum didukung oleh dasar hukum yang kuat.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI menyebutkan payung hukum untuk kebijakan ini terkendala belum keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas. Setelah PP tersebut diterbitkan, masih ada kendala lainnya dengan adanya perubahan PP Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. PP tersebut belum menyebutkan pembatasan terhadap sepeda motor untuk masuk ke dalam lintasan jalur berbayar.  

Begitu juga dengan rencana pengambilalihan Perum Pengangkutan Djakarta (PPD) dari BUMN menjadi badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta, dan bergabung dengan transjakarta dan transportasi massal lainnya. Priya menjelaskan, hingga kini pengambilalihan itu juga belum terlaksana.

"Sepertinya progres kerja mereka (Jokowi-Basuki) di luar apa yang dibayangkan sebelum ini," kata besan Aburizal Bakrie tersebut.  

Selain itu, sulitnya pengadaan bus sedang ditengarai karena pengusaha bus dan produsen belum mampu memenuhi permintaan Gubernur Jokowi yang memberi syarat berbahan bakar gas (BBG) pada bus sedang dan transjakarta tersebut. Di Jakarta pun, ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) masih minim. Oleh karena itu, apabila nantinya ratusan bus sedang dan transjakarta itu jadi datang, SPBG harus bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com