Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halim Jadi Bandara Komersial, Potensi Macet Belum Dikaji

Kompas.com - 08/01/2014, 12:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penggunaan Bandar Udara Halim Perdanakusuma untuk pesawat komersial mulai Jumat (10/1/2014) dikhawatirkan akan menambah macet kawasan Kramat Jati hingga Cililitan, Jakarta Timur. Namun, hingga kini, pihak Angkasa Pura belum juga memberikan kajian manajemen rekayasa lalu lintas (KMRLL).

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, pihaknya sudah menyurati operator bandara Halim terkait KMRLL.

"Namun, sampai sekarang mereka belum memberikan KMRLL, itu sebenarnya kewajiban mereka karena setiap ada kegiatan tambahan di suatu bangunan, wajib memberikan KMRLL," ujar Pristono, Selasa (7/1/2014).

Dia mengatakan, pembangunan mal atau gedung perkantoran saja mewajibkan adanya KMRLL. Sebab, ada aktivitas tambahan yang akan berpengaruh pada kegiatan keluar masuk orang.

"Mal saja ada KMRLL, apalagi kegiatan penerbangan. Berdasarkan informasi, di Halim akan ada enam penerbangan dalam satu jam, tiga pesawat take-off, dan tiga pesawat landing, jadi perkiraan kita ada 1.200 orang dalam satu jam, artinya ada 1.200 pergerakan baru dari dan ke Halim dalam satu jam," tuturnya.

Namun, lantaran tidak ada KMRLL, Dishub tidak bisa melakukan langkah manajemen lalu lintas maupun manajemen transportasi. Jika ada KMRLL, Dishub akan bisa menentukan langkah selanjutnya.

"KMRLL ini bukan kami (Pemprov DKI) yang membuat, tapi pihak yang berkepentingan, baik swasta, pemerintah, apalagi BUMN. Harusnya mereka membuat skema keluar masuk penumpang, dan lalu lintasnya," ujarnya.

Langkah yang bisa dilakukan Dishub, kata Pristono, adalah menempatkan petugas di kawasan sekitar Halim untuk menjaga ketertiban lalu lintas, misalnya di perempatan dan lampu lalu lintas.

Seperti diketahui, ruas jalan yang sempit dan ditambah keberadaan jalur bus transjakarta membuat warga cemas kemacetan akan semakin menjadi-jadi. Sejumlah pengguna jalan memperkirakan kemacetan akan semakin parah di Jalan Raya Bogor, mulai dari flyover Pasar Rebo hingga perempatan Cililitan.

Ia mengatakan, saat ini saja, kawasan sekitar Halim cukup padat lalu lintas, antara lain persimpangan Cawang Universitas Kristen Indonesia, simpangan Pusat Grosir Cililitan, dan persimpangan Jalan Raya Bogor dengan Jalan Raya Pondok Gede atau yang biasa disebut HEK.

Pengamat transportasi, Darmaningtyas mengatakan, sebenarnya Pemprov DKI sudah merencanakan Jalan Raya Bogor dilebarkan. Namun, itu belum bisa direalisasikan karena pembebasan tanah tidak berjalan. Pelebarannya dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum karena Jalan Raya Bogor termasuk jalan kategori nasional.

"Tapi, pembebasan lahan oleh Dinas PU DKI ini tidak jalan-jalan, padahal itu penting juga untuk transjakarta agar headway-nya cepat, tidak tersendat kendaraan lain, apalagi ditambah aktivitas Bandara Halim, bisa makin macet," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com