Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Perbaiki Dulu Waduk di Jakarta, Bukan Bikin Waduk Baru

Kompas.com - 22/01/2014, 16:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat lanskap, Nirwono Joga, menilai rencana pembangunan Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi di Jawa Barat hanya memboroskan anggaran. Menurut Nirwono, dana triliunan rupiah untuk kedua waduk itu lebih baik dipergunakan untuk memelihara waduk dan situ yang ada.

"Di Jabodetabek itu ada 200 waduk dan situ yang tidak terurus. Sudah tidak dirawat, malah mau bikin waduk baru," kata Nirwono saat ditemui di Gedung Prasada Sasana Karya, Jakarta, Rabu (22/1/2014).

Kedua waduk tersebut akan dibangun pada 2015 dengan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun dari APBN pos anggaran Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan pembangunan dua waduk yang akan dimulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun.

Akademisi Universitas Trisakti Jakarta itu mengatakan, dana sebesar itu sebaiknya dialihkan untuk pemeliharaan waduk dan situ di Jakarta dan sekitarnya. Dengan Rp 10 miliar, misalnya, dapat digunakan untuk mengeruk sampah dan lumpur tiap waduk. Menurut Nirwono, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah jangan sampai gegabah dalam memutuskan sebuah kebijakan. Jangan sampai karena peristiwa banjir, kemudian memutuskan kebijakan yang terkesan terburu-buru.

"(Pemerintah) jangan terus berorientasi pada proyek. Perbaiki dulu waduk, sungai, situ yang ada, kok malah sudah loncat bikin yang baru lagi," kata Joga.

Rencana pembuatan Waduk Ciawi dan Sukamahi itu diputuskan seusai rapat koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum beserta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat di Posko Pantauan Ciliwung-Katulampa, Senin (20/1/2014). Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yakin bahwa keberadaan dua waduk tersebut sangat penting untuk mengurangi debit air dari kawasan hulu yang kerap kali mengakibatkan banjir di Jakarta. Dengan waduk itu, aliran air dibelokkan ke waduk dan dapat menjadi potensi sumber air baku di wilayah sekitarnya. Pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi diprediksi rampung pada 2018.

Rapat koordinasi itu juga menghasilkan keputusan lain, yakni pembuatan sodetan Ciliwung-Cisadane yang direncanakan selesai 2017. Keputusan lainnya adalah pembangunan sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur yang direncanakan selesai pada 2016, revitalisasi situ-situ rampung pada 2015, normalisasi Kali Ciliwung selesai pada 2016, pembangunan sumur resapan dengan target 2,2 juta sumur di Jakarta, pembuatan dam dan konservasi tanah lain, dan normalisasi Sungai Cisadane.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com