Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Sebelum Kasus Bus Berkarat, Masalah Pristono Sudah Banyak

Kompas.com - 13/02/2014, 20:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, permasalahan bus berkarat bukan alasan utama merotasi Udar Pristono dari jabatan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Menurut Basuki, sudah banyak permasalahan transportasi yang terjadi di bawah kepemimpinan Pristono.

"Sebelum kasus bus (berkarat) ini, sudah banyak permasalahan Pristono lah. Mungkin Pak Gubernur merasa dia agak lambat," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (13/2/2014)."

Sebelum peristiwa banjir Jakarta yang menyita perhatian publik, Basuki dan Jokowi sudah ingin merombak birokrasi besar-besaran. Karena kasus komponen berkarat pada bus kota terintegrasi busway (BKTB) dan transjakarta tengah menjadi pembicaraan, pemutasian Pristono itu kemudian disangkutkan dengan masalah tersebut.

Posisi Pristono kini diisi oleh Muhammad Akbar, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat. Adapun Pristono dipindahtugaskan menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Basuki meminta Pristono untuk tidak berkecil hati karena dirotasi menjadi anggota TGUPP. Posisi TGUP2 merupakan posisi perpanjangan tangan gubernur dan bayangan kepala dinas. Bukan tak mungkin, mereka yang menjadi anggota tim dapat kembali ke jabatan semula atau justru dipromosikan.

"Kalau Pristono punya ide bagus yang dulu enggak dilaksanakan pas jadi Kadishub, bisa saja dia nanti balik lagi. Kalau bisa lebih hebat dari Pak Akbar," kata Basuki.

Pristono tidak sendiri di dalam tim itu. Ada juga Taufik Yudi Mulyanto yang kemarin dimutasi dari jabatan Kepala Dinas Pendidikan. Anggota tim itu juga terdiri dari Kian Kelana (mantan Kepala Dinas Sosial), Unu Nurdin (mantan Kepala Dinas Kebersihan), Ipih Ruyani (mantan Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian), Sugiyanto (Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika), dan Zaenal Musappa (mantan Kepala Badan Kesatuan dan Bangsa Politik).

Kantor untuk para anggota TGUPP sedang disiapkan oleh bagian Biro Umum DKI Jakarta. Mereka mungkin akan berkantor di lantai 3 Balaikota Jakarta.

Selain tujuh kepala dinas yang dirotasi menjadi anggota TGUPP, ada 26 pejabat eselon II yang dilantik. Menurut Basuki, Jokowi sudah lama mengamati kinerja para PNS eselon II. Selama satu tahun ini, kata Basuki, Jokowi selalu mengingatkan kepada para kepala dinas dapat mengikuti kinerjanya. Apabila tidak, maka akan ketinggalan "gerbong kereta". "Pak gubernur kan lebih tahu, karena dia di lapangan dan tahu gimana kerjanya," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com