Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Harus Contoh Konsistensi Risma soal Tol Dalam Kota

Kompas.com - 20/02/2014, 11:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Konsistensi Tri Rismaharini menolak tol dalam kota di Surabaya mendapat acungan jempol. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diminta meniru sikap Wali Kota Surabaya itu.

Pengamat transportasi, Izzul Waro, menilai, Jokowi dan Basuki tidak konsisten dengan ucapan mereka yang menolak pembangunan enam ruas tol dalam kota. Saat kampanye, mereka menolak. Kini keduanya mendukung.

"Saya salut sama Ibu Risma yang masih konsisten menolak pembangunan tol dalam kota dan tidak terpengaruh kepentingan para pemilik kendaraan pribadi," kata Izzul kepada Kompas.com, di Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Menurut dia, pembangunan enam ruas tol dalam kota hanya menguntungkan pengguna kendaraan pribadi dan tidak menyelesaikan kemacetan. Dua dari enam ruas tol dalam kota yang akan diprioritaskan dibangun adalah Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo Gebang.

Beberapa waktu lalu, Basuki mengatakan, dua ruas tol itu harus dibangun untuk akses kendaraan logistik dan truk barang menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

Izzul menyatakan tidak sepakat dengan pernyataan Basuki itu. Menurut dia, desain dua ruas tol ini, ramp off (turunan)-nya berada di Sunter, bukan langsung masuk ke dalam pelabuhan.

"Nah, ini hanya menguntungkan pemilik kendaraan pribadi yang rumahnya di sekitar Sunter dan Kelapa Gading. Jokowi-Ahok jangan berlindung di balik alibi kepentingan logistik, pasti (jumlah) kendaraan pribadinya sepuluh kali lipat dari truk logistik," kata Izzul.

Sementara fasilitas transportasi yang disediakan Pemprov DKI Jakarta juga belum memadai. Misalnya, pembangunan mass rapid transit (MRT) dan monorel belum jelas. Belum lagi buruknya pelayanan angkutan dalam kota.

Seharusnya, kata dia, Pemprov DKI dapat bekerja sama dengan Pemkot Tangerang Selatan untuk mengintegrasi MRT hingga Tangerang Selatan. Sebab, keberadaan tol malah membuat kendaraan pribadi dari daerah di sekitar Jakarta masuk ke Ibu Kota.

Di depan MRT di Lebak Bulus, Pemprov DKI harus membangun park and ride sehingga para warga Depok dan sekitarnya bisa memarkirkan kendaraan mereka dan melanjutkan aktivitas menggunakan transportasi umum maupun MRT. Hal ini, kata dia, membutuhkan peran pemerintah pusat membentuk Otoritas Transportasi Jabotabek. Nantinya, para pemangku kebijakan dapat duduk bersama menyelesaikan masalah transportasi sesama wilayah tetangga.

"Kalau MRT dan monorel kondisinya tidak bisa terintegrasi dengan KRL, misalnya, sampai akhir juga enggak akan sukses mengurangi kemacetan," kata Izzul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com