Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNA di Palyja Dituding Anak Tirikan Karyawan PAM

Kompas.com - 25/04/2014, 14:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Forum Komunikasi karyawan PD PAM Jaya Effendi Napitupulu mengatakan, para karyawan PD PAM Jaya yang diperbantukan di PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), mendukung rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengambil alih perusahaan asal Perancis tersebut.

Menurut mereka, selama ini kesejahteraan karyawan-karyawan lokal PD PAM Jaya yang diperbantukan di Palyja kurang diperhatikan oleh para petinggi-petinggi Palyja yang merupakan warga negara asing (WNA).

Effendi menyatakan hal tersebut setelah bersama dengan tiga petinggi PD PAM Jaya dan delapan karyawan PD PAM Jaya yang selama ini diperbantukan di Palyja dan Aetra, menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di di Balaikota Jakarta, Jumat (25/4/2014).

"Kami sebagai karyawan malah kami dinomorduakan, dalam segala hal, baik dari kesejahteraan dan kebijakan. Itu yang bikin pelayanan semakin menurun. Sementara semua biaya hidup para ekspatriat itu masuk ke operasional," kata Effendi.

Effendi menyatakan, pengambilalihan Palyja merupakan solusi terbaik yang harus diambil dalam upaya meningkatkan pelayanan air bersih terhadap warga Jakarta. Menurut dia, sangat tidak mungkin mengharapkan pengambilalihan Palyja dilakukan melalui jalur hukum.

Dia merujuk kepada gugatan Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air terhadap Palyja. Proses
sidang gugatan terhadap Palyja yang telah berlangsung sejak 2010, namun tak kunjung rampung hingga saat ini.

"Kalau tunggu pengadilan, kita tidak tahu kapan selesainya, bisa sampai 30 tahun. Semakin lama pengambilalihan saham, semakin lama pula warga DKI terpuruk dalam hal kebutuhan air," ujar Effendi.

Seperti diberitakan, Pemprov DKI telah menunjuk PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya dalam usaha mengakuisisi saham Palyja dari kepemilikan Astratel dan Suez Environment. PT Pembangunan Jaya rencananya akan membeli sebanyak 51 persen saham Suez Environment, sedangkan PT Jakarta Propertindo mengakuisisi 49 persen saham Astratel.

Palyja sendiri merupakan perusahaan air yang saat ini melayani pasokan air bersih ke wilayah di sisi barat Sungai Ciliwung, yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Selatan, serta sebagian wilayah Jakarta Utara dan Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com